Kesadaran

Sadar diri


Banyak manusia yang lupa pada eksistensi dirinya, dirinya itu siapa dan untuk apa, lantas harus bagaimana dan di mana. Manusia memang begitu, butuh waktu dan suasana untuk sadar, butuh nasehat untuk mengembalikan hati dan fikiran pada kondisi normal. Manusia memang begitu, selalu mudah lupa pada masa-masa sulit dan menyakitkan. Mudah acuh dan abai pada norma-norma etika terhadap Tuhan dan sesama. Manusia suka lupa pada siapa dia harus meminta dan bagaimana caranya berdoa, lebih suka menerima sampai lupa bagaimana agar dia juga bisa memberi tanpa dipinta. 

Manusia memang suka aneh, lebih banyak berbicara, bertanya, menjelaskan panjang lebar tanpa ditanya. Manusia memang suka acuh, malas belajar, bekerja, dan mengharap lebih pada sesama. Ini tidak baik dan tidak sehat. Seharusnya kamu itu sadar, muhasabah diri, malu dan maju untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Tidak banyak bertanya dan basa basi, tidak banyak meminta dan menerangkan banyak hal, menunggu ditanya baru berucap. Tidak banyak tingkah dan liar dalam bersikap.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Tidak banyak berbicara, mengirimkan banyak pesan dengan rentetan kata-kata yang tak berharga sama sekali, siang dan malam. Justru yang demikian menunjukkan betapa tidak berkualitasnya caramu dalam bersikap.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Lebih banyak belajar, membaca dan menulis, mempersiapkan diri dengan maksimal agar nanti tidak banyak hal yang dapat membuatmu malu di tengah-tengah masyarakat yang agamis dan idealis, cerdas, cermat dan kritis. Mereka lebih banyak pengalaman yang bisa saja melahirkan teori-teori hidup yang berharga dari pada dirimu yang masih saja terbang dengan sekian teori yang satup belum kamu buktikan dalam kehidupanmu.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Tetap menjadi orang yang asing dan tidak berusaha dekat dan akrab, kamu masih sekedar melihat dari kejauhan, belum melangkah lebih dekat kemudian dipersilahkan menetap, bersama selamanya tanpa ada kata pisah. 

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Sadar diri dengan hamparan ketidak tahuan alias bodoh, perbanyaklah muhasabah dan berdzikir agar dirimu semakin sadar pada tujuan hidup yang sebenarnya itu apa dan hatimu lebih mudah menerima nasehat dari banyak lisan dan keadaan, baik kondisi yang terkesan baik atau sebaliknya. Karena itu, tetaplah mensyukuri apapun itu keadaannya dan terus berbenah diri bagaimanapun kondisinya.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Lebih giat lagi bekerjanya, belajarnya, dan menabung untuk masa berikutnya, karena hidup tidak selalu tentang diberi dan meminta. Tapi berusaha mendapatkan sendiri, kemudian memberi tanpa mereka minta. Kepada siapapun itu tanpa membeda, memberi dan berbaik pekerti.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Banyak-banyak bersyukur dan lebih bersyukur lagi karena telah diberikan kesempatan belajar dengan baik, dikelilingi oleh orang-orang baik dan dikehendaki satu langkah maju untuk hidup dengan orang yang sangat baik. Baik agamanya, baik akhlaknya, baik nasabnya, banyak ilmunya dan cantik rupanya. 

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Jaga jarak, jaga sikap, jaga ucap, dan jaga pesan WhatsApp hingga nanti tibalah waktunya bai'at. Setelah itu, kamu berhak berbicara lebih dari yang semula hanya sepatah kata, berhak mengangkat kepala dan memandangnya dari yang semula hanya berani menunduk dan diam tanpa kata.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Sadar diri dan banyak bersyukur. Ingat, kamu dulu pernah berada di posisi paling dwon dan sangat menyakitkan. Malas makan, malas belajar, dan malas dengan segala apapun yang sebelumnya mengasikkan.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Perbanyaklah bersyukur, perbanyaklah bertaubat dan perbanyaklah berbuat baik. Ingat, umur tidak ada yang tau kapan masa aktifnya berakhir. Karena itu, gunakanlah waktumu dengan semaksimal mungkin, seakan-akan esok kamu telah tiada dari muka bumi ini. Masih banyak tempat yang harus kamu singgahi, baik buruknya nanti dimulai dan ditentukan dari kehidupanmu yang sekarang ini.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Jangan meminta dan mengharap kepada selain Allah, jangan meminta lebih dari apa yang mereka bisa beri. Tetaplah meminta dan mengharuskan banyak harap kepada Allah yang maha kaya, maka memberi, dan maha tau apa yang kita butuhkan. Tetaplah berdoa, bertaubat, beribadah dan belajar. 

Sebenarnya kamu memang harus begitu. Kamu harus sadar bahwa dirimu tak lebih dari seorang pendosa, pemalas dan tak banyak bertaubat atas sekian banyak dosa-dosa yang telah kau lakukan, dimana-mana, entah berupa kata, ucap dan sikap.

Ya Allah, beri aku kemudahan untuk terus mensyukuri nikmatmu, menyadari sekian banyak kesalahanku, selalu bertaubat atas dosa-dosaku, senantiasa semangat bekerja dan semangat belajar. jauhkan aku dari sifat dan sikap meminta, banyak bertaya hal yang tidak penting, mengunjing, menggosip, menyakiti orang lain dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Ya Allah berilah aku kekuatan untuk selalu taat padamu, melaksanakan kewajiban-kewajibanku sebagai orang muslim dan menjauhi semua larangan yang ada. Ya Allah, jadikan aku orang yang dapat memberikan banyak manfaat untuk sesama, entah melalui pengetahuan yang telah engkau beri, ataupun melalui harta yang telah dan akan engkau beri setelah ini. Berilah aku umur yang seperti itu, umur yang barokah dan bermanfaat.

Sebenarnya kamu memang harus begitu. 


Sabtu, 20 Agustus 2022.

Muhammad Zaironi

0 Komentar