ISU-ISU DAN PROMBLEMATIKA KONTEMPORER DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Lembaga
pendidikan Islam (LPI) akhir-akhir ini sudah banyak yang mulai menggalakkan
diri untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tehnologi yang kian deras
arusnya. Perkembangan zaman dan tehnologi semakin menjangkau segala aspek
sehingga jika abay sejenak saja dapat mempengaruhi eksistensi dan keikutsertaan
dalam membentuk siswa yang berdaya saing di tingkat global.
Pendidikan
islam saat ini sedang menjadi permata yang banyak dicari oleh ibu bapak dari
anak-anak yang kian hari makin jauh dari ilmu agama, perilaku makin ugal-ugalan
dan ucap semakin tidak berkesesuaian.
Pendidikan
Islam sudah seharusnya terus berbenah dan mengambil andil untuk turut serta
mencetak pesera didik yang berdaya saing, berakhlakul karimah dan kompeten
dalam bidang yang diambilnya. Terdapat beberapa isu atau tatangan bagi Lembaga
Pendidikan Islam agar tetap bisa terus eksis dengan mengimbangi perkembagan
zaman dan memberijan jawaban atas tantangan tersebut dengan mengantarkan putra
putri terbaiknya menjadi pemimpin di berbagai lembaga pendidikan dan tempat
pengabdian lainnya,
B. Pembahasan
P Pendidikan Islam akhir-akhir ini mulai dilirik oleh banyak masyarakat yang mana diantara sebabnya adalah kekuatannya dalam tetap eksis ditegah tantangan globalisasi dan perkembangan zaman yang sangat ugal-ugalan, banyak lembaga pendidikan umum yang abai dengan penyediakan layanan ilmu agama dalam kegiatannya sehingga para ibu bapak walimurid kawatir dengan putra putrinya akan pengetahuan ilmu agama yang tidak begitu dalam. Contoh kecil banyak siswa yang tidak tau Najis dan macamnya, tidak tau cara mensucikannya, tidak bisa membaca al-Quran dengan baik dan lancer dan seterusnya. Hal ini menjadi nilai plus untuk lembaga pendidikan Islam. Namun demikian lembaga pendidikan Islam tetap harus terus berbenah untuk menghilangkan isu-isu yang erat dengannya. Berikut beberapa isu lembaga pendidikan
1. Kualitas
tenaga pendidik (SDM guru), isu yang pertama ini menjadi problem yang harus
diselesaikan dengan cara terus meningkatkan kualitas SDM untuk menghasilkan SDM
yang berkualitas. Hendaknya SDM di lingkungan Lembaga Pendidikan Islam
meningkatkan kualitasnya dengan melanjutkan studi dari strata 1 hingga strata 3
atau doctoral untuk memperdalam pengetahuannya pada bidang yang dikehendaki.
Dengan demikian akan memberikan dampak yang baik pada peserta didik untuk
kemudian menjadi lulusan dengan SDM yang berkualitas dan berdaya saing
2. Kurikulum
yang tidak transformation. Baiknya kurikulum terus berbenah dan menyesuaikan
dengan kehendak zaman yang terus berkembang dengan berbagai kecanggihannya. Banyak
Lembaga Pendidikan Islam yang tetap kaku dengan ke konservatif-annya sehingga
cenderung abai dengan kebutuhan peserta didiknya untuk memberikan pelayanan Pendidikan
yang setara dengan di luar lembaga tersebut. Pun juga banyak lembaga Pendidikan
Islam yang mana visi, misi dan tujuannya saja tetap dengan narasi itu-itu saja
sejak wal didirikan, tidak ada perubahan dan perbaikan visi yang menunjukkan
adanya ketercapaian dari visi itu sendiri. Baiknya visi, misi dan tujuannya
terdapat perubahan yang ditargetkan dengan pencapaiannya sebagaimana yang
tercatat dalam renstra lembaga. Renstra setiap lembaga tentu berbeda, sehingga
visi, misi dan tujuannya juga berbeda dan tahapan apa yang akan di capai setiap
rencana stratejiknya juga berbeda.
3. Metode
pembelajaran yang cenderung kaku dan tidak inovatif, hal ini perlu digalakkan
lagi untuk memberikan suasana dan pengalaman belajar yang berbeda dan
menyenangkan untuk peserta didik. Inovasi dalam mengajar menjadi aspek penting
untuk diperhatikan agar SDM atau tenaga pendidik dapat memberikan atau transfer
ilmu dengan mudah difahami, diterima dan tidak membosankan. Terdapat banyak
metode pembelajaran yang bisa didalami ole setiap guru yang tentunya menyesuaikan
dengan tema dan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
4. Fasilitas
atau sarana prasarana yang kurang dan belum memadai. Sarana prasarana menjadi
hal penting yang dapat menunjang mudah tidaknya pembelajaran dilaksanakan,
suasana kelas yang baik dan fasilitas lainnya yang lengkap. Sarana prasarana
atau sarpras bahkan menjadi satu aspek penilaian dalam beberapa standar dalam
program akreditasi lembaga oleh pemerintah, sehingga sudah seharusnya lembaga Pendidikan
Islam selain berbenah dalam meningkatkan SDM juga meningkatkan kelengkapan
fasilitas atau sarpras lembaga sehingga baik guru maupun murid dapat mudah
melaksanakan pembelajaran setiap hari
5. Lemahnya
visi misi lembaga, sebagaimana yang disampaikan di atas, hendaknya setiap
lembaga punya standar visi misi yang berkesesuaian dengan kehendak perkembangan
zaman yang kemudian diturunkan pada kurikulum sehingga dapat menghasilkan
lulusan yang berdaya saing kuat, unggul dan menjadikan sekolah dilirik oleh
banyak masyarakat sehingga berdampak baik bagi lembaga. Setiap lembaga
pendidikan yang banyak diminati oleh masyarakat tidak lepas dari sekolah yang
punya visi misi yang berkesesuaian dengan zaman, visi misi yang kuat dan khas
dengan lembaganya dan tidak meniru lembaga lain yang mana secara filosofi dan
historis serta semangatnya juga berbeda.
6. Rendahnya
daya saing lulusan. Diantara penyebab lembaga pendidikan Islam tidak maju dan
tidak menjadi pilihan utama masyarakat banyak adalah rendahnya daya saing lulusan,
terdapat banyak penyebabnya, diantaranya disebabkan oleh visi misi yang tidak
berkesesuaian dengan zaman dan tidak berkemajuan spiritnya, fasilitas yang
kurang memadai, cara mengajar yang masih konservativ dan tidak inovatif, SDM
yang kurang mumpuni serta kurang berkualitas, kurangnya daya control dari
pimpinan dan masih banyak lagi. Beberapa hal di atas dapat menghambat kemajuan
sebuah lembaga jika tidak segera di Atasi dan berbenah. Padahal setiap lulusan
berhak meraih cita-citanya yang terkait dan terikat erat dengan latar belakang
pendidikannya. Sudah seharunya lembaga pendidikan Islam menjadi pilihan utama masyarakat
dalam menitipkan putra putrinya karena adanya value dan bukti bahwa lulusannya
berkualitas dan berdaya saing tinggi.
7. Tidak
adanya rencara stratejik (renstra), hal ini menjadi pengmabta kemajuan lembaga
pendidikan Islam, sehingga semua kegiatannya tidak ada target pencapaian dan
berjalan begitu saja. Harusnya setiap lembaga pendidikan Islam mempunyai
renstra untuk kemudian disampaikan kepada semua pimpinan dan SDM yang ada agar bersama-sama
semangat untuk mencapai setiap target dari rencana yang disusun. Dengan
demikian lembaga akan mendapati perubahan dan perkembangan yang baik. Renstra
biasanya ada yang tahunan, lima tahunan dan bahkan bisa sepuluh hingga 30 tahun,
mau dibawa kemana sebuah lembaga di situlah diuraikan dalam sebuah renstra
C. Kesimpulan
Sebuah
lembaga pendidikan agar tetap bisa eksis ditengah gempuran berbagai tantangan
dan permintaan masyarakat adalah dengan melakukan kesesuaian diri lembaga
dengan perkembangan zaman, meningkatkan SDM, layanan sarana prasarana, pembelajaran
yang inovatif, kurikulum yang transformatif, visi misi yang kuat dan punya
rencana stratejik (renstra) untuk memastikan arah tujuan dan pencapaian yang
akan dilakukan.
0 Komentar