Model Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Karakter Siswa

 

PENDAHULUAN 

Implementasi pembelajaran di Indonesia masih jauh dari perubahan yang signifikan, sehingga pendidikan di Indonesia menjadi stagnan dan statis, hal ini berdampak cukup berat untuk melaju pada posisi sepuluh besar dari negara-negara terbaik dalam sistem pendidikannya. Pendidikan di Indonesia masih saja berada pada posisi rendah di urutan bawah. Negara Indonesia sendiri mendapatkan peringkat 54 pada tahun 2021, yang berarti negara kita telah naik satu peringkat sebelumnya yaitu peringkat 55 pada tahun 2020. Hal ini menjadi PR besar untuk pengella pendidikan di Indonesia. Pengelolaan pendidikan harus benar-benar diperhatikan sehingga hasil dan kualitasnya bisa sesuai dengan napa yang diharahpkan. Hal ini bisa dirubah melalui elastisitas pengembangan sumber belajar dan media pembejaran berbasis karakter siswa.

Faktanya, ikhtiar pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran merupakan sebuah keniscayaan selama ini. Keniscayaan pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran ini didasarkan setidaknya pada dua realitas yang berlawanan. Pada satu satu sisi sumber belajar memiliki sifat yang statis dan kerapkali mendapati pengulangan materi dari satu jenjang ke jenjang berikutnya, namun demikian di sisi lain pelaku pendidikan dituntut untuk memiliki peran yang dinamis dan berkelanjutan. 

Sifat statis sendiri berasal dari komponen sumber belajar berupa benda yang meliputi; buku, manusia, media massa, dan media pendidikan. Sedangkan pada sisi peran, sumber belajar dituntut agar berperan sebagai sumber dari berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan kompetensi yang diinginkan pada mata pelajaran atau bidang studi, hal ini juga berlaku untuk media pembelajaran. Dengan kondisi tersebut maka sumber belajar dan media pembelajaran sangat penting untuk dikembangkan. Maka, berdasarkan deskripsi yang penulis paparkan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tema ini dengan sub bab sebagai berikut: Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Karakteristik Peserta Didik.


PEMBAHASAN

Urgensi Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran

Melihat perkembangan hasil belajar dan kualitas pendidikan di Indonesia yang masih jauh dari kata terbaik, maka praktisi pendidikan dan pengelola harus lebih ekstra dalam mencar terobosan dan berbagai pengembangan strategi untuk merubah kondisi pendidikan yang berada pada posisi stagnan dan sulitnya melaju pada posisi sepuluh besar pendidikan terbaik di dunia. Maka, di antara cara yang cukup mudah dan dapat diukur keberhasilannya ialah dengan merubah pola mengajar yang terkesan statis dengan melakukan pengembangan sumber dan media pembelajaran berbasiskan karakteristik siswa.

Diantara strategi pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran yang cukup prospektif adalah dengan berbasiskan karakter peserta didik. Hal ini dikarenakan keberadaan sumber belajar dan media pembelajaran selalu terdapat keterkaitan, bahkan tidak bisa dipisahkan dengan kondisi karakter peserta didik di kelas. Sehingga pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran yang baik harus terintegrasi dengan realitas peserta didik di kelas. Mengingat masing-masing karakteristik siswa berbeda-beda, dengan demikia menjadi maklum tatkala banyak sekolahan yang memberlakukan sistem seleksi kemampuan siswa dan kemudian diklasifikasikan menurut kemampuan, kecerdasan dan prilakunya. Maka, pengembangan berbasis karakter peserta didik menjadi salah satu alternatif pengembangan yang terintegrasi dan memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan.

Pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran berbasis karakter peserta didik memungkinkan tercapainya proses pembelajaran yang optimal dan terukur. Pasalnya kualitas pembelajaran terkait erat dengan kualitas sumber belajarnya, dan materi akan tersampaikan dengan baik ketika di bingkai melalui media yang menyesuaikan dengan karakteristik siswanya. Di mana proses pembelajaran yang baik akan membutuhkan pengembangan sumber belajar yang baik. Dengan kata lain sebuah proses pembelajaran tanpa pengembangan sumber belajar yang tepat maka tidak mungkin terlaksana dengan optimal. Dengan demikian pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran berbasis karakteristik peserta didik memungkinkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil yang signifikan.

Prinsip umum dalam pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran berbasis karakter peserta didik ialah berpacu dan memperhatikan nilai efektifitas dan efesiensi. Prinsip efektifitas mengarah pada upaya pengembangan yang dapat menghasilkan penghematan waktu, sedangkan efesiensi mengarah pada kemudahan teknis yang praktis dan elastis. Maka, dengan kata lain prinsip pengembangan ini ialah mengarah kepada terciptanya sumber belajar dan media pembelajaran yang dapat mempermudah dan mempercepat proses pembelajaran dengan hasil yang terukur.


Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Karakter Peserta Didik

Memperhatikan definisi sumber belajar yang meliputi segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Maka, dengan demikian segala sesuatu baik yang disengaja dirancang ataupun yang telah tersedia yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik belajar disebut sumber belajar. 

Sumber Belajar Berbasis Karakter Siswa

Proses komunikasi dalam praktik pendidikan tidaklah jauh berbeda dengan proses pembelajaran kecuali pada aspek konteks berlangsungnya komunikasi Proses Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM). Dari berbagai sumber belajar yang ada, diantaranya ialah manusia, bahan, lingkungan, alat dan peralatan dan aktivitas. 


Lima komponen di atas harus saling berkolaboratif dan berpacu dalam satu strategi untuk melakukan pengembangan. yang tidak kalah pentingnya ialah ada pada manusia itu sendiri, yakni guru dan murid. Guru harus lebih memahami psikologi murid, lingkungan, dan karakteristik kelas yang akan diberikan tranfer knowled. Tentu didukung dengan ketersediannya sarana yang memadai. Guru harus lebih inovatif dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, punya teknik dan sumber belajar yang dikombinasikan untuk mempermudah murid dalam menerima ilmu yang disampaikan.

Jika ditinjau secara historis, penggunaan sumber belajar dalam dunia pendidikan sudah dikenal sejak lama. Bila menoleh sejarah pendidikan di kalangan umat Islam, maka pada zaman pertengahan Islam fasilitas sumber belajar sudah dikenal meskipun sangat amat sederhana akan tetapi sudah dilengkapi dengan adanya ruangan yang memadai untuk tempat belajar, juga ada rumah-rumah pengajar.
Pada abad ini, trend penggunaan sumber belajar tidak lagi hanya digunakan apa adanya, melainkan dikembangkan terlebih dahulu da dibingkai dengan sebaik mungkin dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Diantara cara yang bisa dilakukan dalam pengembangan sumber belajar ialah dengan merencanakan langkah-langkah secara sistematis. Langkah-langkah sistemstis dalam pengembangan sumber belajar tersebut diantaranya adalah:
1. Menganalisis Kebutuhan dan Karakteristik Belajar Siswa
Sebuah perencanaan sumber belajar didasarkan salah satu indikatornya di dalamnya terdapat kesenjangan. Kesenjangan adalah ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya atau apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang diinginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata pelajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. 

Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Suatu tujuan pembelajaran seyogianya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar. 
b. Mendefenisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.
c. Menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki.

3. Pengembangan Materi Pembelajaran
Sebelum memasuki kelas, kita harus meracang tentang apa yang mesti disampaikan kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, dan pengalaman belajar siswa nantinya mengandung muatan pelajaran, muatan pelajaran mencakup kebutuhan siswa itu sendiri. Muatan pelajaran adalah materi yang disusun oleh guru atau tenaga pengajar, yang diambil dari sumber utama dan sumber penunjang.
Materi disusun berdasarkan tujuan, kompetensi dan indikator belajar yang telah dikembangkan sebelumnya. Kesesuaian materi yang dikemas dengan tujuan, kompetensi dan indikator merupakan jaminan bagi tercapainya hasil belajar yang diharapkan, demikian juga sebaliknya, bila materi disusun tidak merujuk ketujuan, kompetensi dan indikator, maka akan menjauh kan dari capaian hasil belajar yang optimal.

4. Mengembangkan Alat Ukur Keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan siswa perlu didirancang sebelum naskah program sumber belajar ditulis atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ini dapat berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku. Alat pengukur keberhasilan harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan pokok-pokok materi pelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Alat pengukur keberhasilan harus bisa digunakan secara tepat saat dibutuhkan dalam pembelajaran, dengan alat pengukur keberhasilan ini bisa dilihat keberhasilan siswa belajar dengan menggunakan sumber belajar yang ada.

5. Pemilihan Jenis Sumber Belajar
Sumber belajar dalam proses pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting karena ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan sumber belajar sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan sumber belajar. Sumber belajar dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru dengan kata-kata atau kalimat tertentu, dan dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan yang dipelajarinya.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Karakter Peserta Didik

Pengembangan media pembelajaran menjadi penting berbasis karakter peserta didik menjadi sangat penting, hal ini berdasarkan kondisi dan karakteristik siswa yang hendak diberikan pengetahuan melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru harus pandai-pandai dan mengetahui psikologi kondisi kelas dan siswanya, sehingga guru bisa memilih media yang elastis dengan kondisi yang ada.
Sebelum memilih media pembelajaran yang akan digunakan, ada beberapa criteria yang harus diperhatikan oleh guru. Sehingga pemilihan media pembelajaran tersebut adalah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran dan siswa memperoleh hasil belajar yang baik.

Dalam memilih media pembelajaran ada beberapa kriteria yang digunakan yaitu: 
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran: Media pengajaran yang dipilih atas dasar tujuan tujuan instruksional yang telah di tetapkan. 
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran: Bahan pelajaran yang sifatnya fakta, peinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. 
3. Kemudahan memperoleh media: Media yang digunakan mudah diperoleh, mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. 
4. Ketrampilan guru dalam menggunakannya: Diharapkan guru dapat berinteraksi dengan siswa pada waktu menggunakan media tersebut. 
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya: Media bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. 
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa.

Ilustrasi Implementasi Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Berbasis Karakter Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqh Bab Shalat Kelas VII Tsanawiyah
1. Pada tahap awal, guru membuka pembelajaran dengan salam. Kemudian ketua kelas diminta memimpin doa jika pelajaran yang dilaksanakan merupakan jam pelajaran pertama
2. Guru memimpin pembacaan fatihah yang dihaturkan kepada Rasulullah dan guru-guru beserta pejuang pendidikan untuk mengharap keberkahan dan manfaat dari ilmu yang akan dipelajarinya
3. Guru meminta siswa membuka sumber belajar yang tersedia, seperti buku, LKS, dll.
4. Guru menentukan metode pembelajaran yang inovatif dan elastis dengan materi yang akan disampaikan.
5. Penyajian materi dikolabotari dengan metode yang elastis dan dengan materi dan kondisi psikologi siswa. Materi disajikan dengan mudah dan menarik dan ditampilkan melalui media yang adaptif.
6. Metode yang variatif dalam mengajar akan menghndari spekulasi pada guru bahwa guru ini mengajar dengan cara yang stagnan, statis dan begitu-begitu saja sehingga membuat murid bosan.
7. Guru memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Dalam hal ini media yang sangat mendukung untuk menampilkan materi bab shalat ialah proyektor dan juga youtube dengan catatan contoh yang ditampilkan dalam youtube tersebut sesuai dengan kaidah yang ada dalam sajian di kitab-kitab.
8. Guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan apa yang sudah dipaparkan dalam format rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan ini disusun dengan menyesuaikan karakteristik siswa di kelas, mengingat masing-masing kelas mempunyai perbedaan karakter.
9. Guru membuka lebar pintu untuk bertanya bagi siswa, dalam hal ini metode demontrasi merupakan metode yang sesuai dan memberikan siswa untuk aktif. 
10. Selain materi disampaikan dengan sajian yang menarik melalui Media Proyektor, Guru harus memberikan contoh yang ditampilkan dalam bentuk gambar yang kemudian dicontohkan oleh gurunya dan murid diminta mengikutinya.
11. Dalam menyampaikan materi shalat, tidaklah bisa disampaikan dengan baik dan dengan hasil yang maksimal tanpa adanya contoh dan praktek yang baik.
12. Menampilkan contoh yang disambil dari youtube merupakan cara yang baik, sehingga menanamkan persepsi bahwa materi yang ditampilkan melalui proyektor terlihat berkelanjutan dengan dikembangkannya melalui contoh yang tersedia pada youtube.
Berikut Skema Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Karakter Siswa.



KESIMPULAN
Strategi pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran dengan berbasiskan karakter peserta didik cukup prospektif. Hal ini dikarenakan keberadaan sumber belajar dan media pembelajaran selalu terdapat keterkaitan, bahkan tidak bisa dipisahkan dengan kondisi karakter peserta didik di kelas. Sehingga pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran yang baik harus terintegrasi dengan realitas peserta didik di kelas.
Pengembangan media pembelajaran menjadi penting, hal ini berdasarkan kondisi dan karakteristik siswa yang hendak diberikan pengetahuan lelalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru harus pandai-pandai dan mengetahui psikologi kondisi kelas dan siswanya, sehingga guru bisa memilih media yang elastis dengan kondisi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Aswan Zain dan Bahri Syaiful Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 1997)
Arief. S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005)
Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993)
https://www.liputan6.com/global/read/5051493/daftar-negara-dengan-pendidikan-terbaik-tahun-2022-ini-posisi-indonesia#:~:text=Negara%20Indonesia%20sendiri%20mendapatkan%20peringkat,peringkat%2055%20pada%20tahun%202020.
M. Syahran Jailani, Abdul Hamid. Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Karakter Peserta Didik (Ikhtiar optimalisasi Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 10, Nomor 2, Oktober 2016
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Sebuah Orientasi Baru),(Jakarta: Gaung PersadaPress, 2010) 
Muhammad Attiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974)
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011)
Teni Nurrita. Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Misykat, Volume 03, Nomor 01, Juni 2018


0 Komentar