JODOH ITU TELAH TIBA. Part I


Tepat pada hari senin, 25 Juli 2022 agus memulai aktifitas paginya dengan mengajar, sebagaimana hari senin biasanya ia mempunyai jadwal yang padat untuk mengajar di kelas. Setelah mengajar di dua kelas yang berurutan, tibalah watu istirahat. Sebagaimana biasanya agus dan guru-guru berkumpul di kantor (ruang guru) untuk berdiskusi dan bersenda gurau bersama. Setelah dua jam sejak jam 7:15 s/d jam 9:15 tidak membuka whatsApp, kemudian agus membukanya, dan dia sambil menerbitkan senyumnya saat membuka salah-satu isi pesan dari salah satu teman kuliahnya. Beliau ialah Gus Ulul Bashoir, orang yang sangat sabar, mengayomi dan cerdas. Kecerdasannya terbukti ketika diskusi di kelas saat kuliah.

Gus Ulul sendiri adalah temannya agus di perkuliahan program magister (S2) di salah satu kampus yeng terletak di kabupaten malang. Gus ulul dan agus juga kebetulan berteman baik dan juga ada disatu kepengurusan organisasi pesantren center nusantara, sehingga dengan seringnya bertemu keduanya menjadi semakin dekat dan akrab namun tidak lupa dengan nilai-nilai etika santri pada umumnya. 

Gus ulul selain mahasiswa S2, beliau juga menjadi guru di salah satu SMK di kab. Malang yang juga sekaligus menjadi pengasuh salah satu pesatren di kab. Malang yang didirikan oleh beliau sendiri, artinya beliau benar-benar merintis dan membangun wadah untuk  dakwah. beliau adalah satri lirboyo.

Isi pesan tersebut sangat memaksakan agus untuk tersenyum, menggeliti untuk membalas pesannya Gus Ulul, bagaimana tidak demikian, isi dari pesan itu ialah bentuk dorongan dan dukungan untuk agus agar segera menyempurnakan hidupnya dengan berkeluarga (menikah), tentu tidak hanya dengan memberikan nasehat, tapi sekaligus memberikan dua pilihan wanita cantik, muta'allimah, sholihah dan agamis. Keduanya (dua gadis) itu sama-sama santri, mahasiswa S2 tapi beda kampus, sama-sama masih semester 3, teduh dan menyejukkan mata saat dilihatnya dan tentunya sholihah dan taat agama.

Bagi agus, ini bukan kali pertamanya diberikan pilihan untuk dijodohkan semacam ini, sebelumnya sudah sering ditawari untuk dijodohkn baik oleh kerabatnya ataupun teman dan gurunya. Bukannya agus bersikap pemilih yang teralu, namun baginya wanita yang hendak dijodohkan dengan dirinya tidak ditemukan rasa srek dan mantabnya. Baginya yang penting santri, bisa mengaji dan mengerti hukum islam dasar untuk kehidupan sehari-hari, ya menjadi keberuntungan jika mendapatkan yang muta'allimah, artiya certas, pintar dan bisa saja dimaknai lulusan kuliah hehe.

Setelah berfikir sejenak, akhirnya agus memberanikan diri untuk membalas pesan whatsApp dari gus ulul tersebut. ia ketik dengan teliti dan membacanya dengan seksama, selain menghindari kesalah fahaman juga menghindari bacaan yang salah. lebih-lebih sebagai mahasiswa sudah bukan zamannya mengetik pesan dengan sesuka hatinya, apalagi ini pesannya dari seorang kiyai muda yang pakar dan macannya dalam bahsul masail, yakni yang akrab dipanggil dengan Gus Ulul.

Akhirnya agus memblas pesan tersebut dengan menjawab salamnya dan menanyakan salah satu dari dua wanita yang fotonya dikirim tersebut. "maaf Gus, yang ini anak mana nggih dan mondok di mana"?. Gus Ulul menjawab, "Gadis yang ini anak penjalinan gus, anaknya juga santri, juga satu almamater dengan panjenengan di S3 nya, sia mahasiswa S2 di sana". 

Gus Ulul kemudian menyambung pertanyaan berikutnya, "Kalau panjenengan oke saya beri nomornya Gus Abdurrahman nggih, beliau yang mendapatkan mandat dari abahnya untuk mencarikan calon, saya hanya membantu Gus Abdur rahman saja, biar lebih luas informasinya". Agus menjawab "Inggih"

Gus Abdur Rahman sendiri adalah seorang santri, dosen dan juga tokoh masyarakat yang juga aktif mengikuti kajian kitab Ihyak karya Imam al-Ghozali. Gus Abdur rahman adalah sepupu dengan Gus Ulul. Gus Abdur Rahman kebetulan satu majlis dalam forum kajian tersebut dengan abahnya gadis yang ditanyakan oleh agus.

Setelah Agus menyimpan nomornya Gus Abdur Rahman yang diberikan oleh Gus Ulul, agus memulai pesannya dengan salam, 

Agus: Assalamualaimum kiyai, ini saya agus temannya Gus Ulul, saya oleh beliau diminta menghubungi panjenengan.

Gus Rahman: Waalaikumussalam, Inggih, bagaimana mas, apa sekilas dari foto itu kamu mendapati kecocokan?

Agus: Agus menjawab, inggih kiyai, mohon maaf, izin bertanya, gadis ini asalnya mana nggih, dan apakah pernah nyantri atau tidak?

Gus Rahman: Inggih mas, dia pernah nyantri sampai lulusan S1 kemarin, dia kebetulan masih studi S2 di UIN Maliki, sekarang masih semester 3, dia anaknya abah ... InsyaAllah anaknya baik. kalau oke bisa mas kirim CV nya saja nggih, nanti kita lihat respon dari keluarganya si cewek bagaimana dan perkembangannya nanti saya kabari panjenengan mas.

Setelah agus mendapati kemantaban, kemudian agus menelfon ibu dan bapaknya, ia menceritakan panjang lebar informasi yang didapatkan, setelah lama menelfon. Kemudian restu ia dapatkan dan akhirnya diapun maju ke langkah yang lebih lagi.

Dengan santai Agus menuliskan CV nya dengan singkat, ia hanya mencantumkan latar belakang keluarga, tahun lahir dan latar bekalang pendidikan sejak MI sampai dengan S3, Sejak nyantri hingga lulus Madin, dan mengajar atau pengabdiannya. Agus kemudian mengirim pesan ke Gus Rahman, Ini Gus CV saya.

Sebenarnya awalnya ia tidak ingin mencantumkan dimana ia kuliah, namun dikarenakan gadis tersebut anak kuliahan dan juga sedang studi S2 di kampus bergengsi di malang. maka aguspun menyertakan latar pendidikannya sejak S1, S2 pertama, S2 kedua, dan S3 nya. Dalam pesan ia tidak lupa menyampaikan lagi bahwa dirinya hanya seorang santri dan dari keluarga biasa saja.

Setelah satu hari berlalu, akhirnya agus mendapati tanda-tanda baik, kemudian agus matur ke Gus Rahman "kiranya apakah bisa Gus kita dimediasi untuk dipertemukan, kita tahu zaman sekarang bagaimana, takutnya yang di sana nanti kecewa dengan keberadaan sayayang sebenarnya".

Gus Rahman menjawab, "kita ke rumahnya saja nggih, ini sama abahnya diminta kesana saja, lebih baik juga bukan? untuk hari dan waktunya nanti saya tanyakan lagi ke abahnya kira-kira kapan"

Agus: Inggih Gus

Setelah dua hari menunggu akhirnya Agus menerima pesan bahwa pada hari selasa sore bakda asar pertemuan itu akan dilaksanakan, hari selasa itu tepat satu minggu dari awal prosel.

Tibalah hari selasa sore, setelah sholat asar agus ditemani dua orang hebat bertamu ke rumahnya gadis tersebut, agus ditemani oleh Gus Ulul dan Gus Abdur Rahman. Setelah tiba di rumahnya gadis itu, Gus Rahman selaku teman karibnya gadis tersebut ia mengawali salamnya. Setelah mengucapkan salam kemudian terdengar jawaban dari dalam dengan suara yang lembut, dari suaranya sudah jelas ini pasti suara gadis yang hendak diperkenalkan denganku, gumam agus dalam hatinya. Gadis itu membukakan pintu dan mempersilahkan tamunya masuk, namun sebelum tamu masuk, agus sebagai orang yang ingin memastikan dan ingin tahu orang yang sedang proses ta'arruf dengannya, maka iapun berusaha sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat sekilas gadis yang hendak dijodohkan denganya. 

Ah, sekilas sesuai denga difoto, berarti sudah benar dan sesuai, gumam agus dalam hatinya. Maklum, santri mana berani memandang gadis lama-lama, apalagi di depan agus ada dua Kiyai yang menemaninya. hehe

Setelah masuk, kemudian keluarlah Abahnya gadis tersebut, mengucapkan salam dan mempersilahkan duduk kembali kepada tamunya. Dari suaranya orang ini sepertinya madura, berarti tidak mempersulit saya untuk menjawab pertanyaan apa saja yang nanti bisa saja ditayakan, gumam agus. Maklum, agus tidak begitu bisa bahasa jawa kromo hehe.

Disela-sela perbincangan, agus ditaya dari mana asalnya, mondok di mana dan apakah sudah mengajar atau belum. Perbincangan itu lama sekali, sekitar satu jam setengah, isinya seputar agama, hukum ini dan itu, keterangan di kitab ini dan kitab itu. Ya maklumlah, Gus ulul, Gus Rahman dan Abahnya gadis ini orang-orang yang ahli mutolaah kitab dan sering diskusi atau musyawaroh kitab. Apalagi mereka semuanya menjadi guru, jadi alur pemikirannya luar biasa. Agus bergumam, saya mondok hampir 11 tahun, tapi masih sulit mengimbangi isi pembicaraan mereka yang serba hukum, dalil, kitab dan menyikapi keadaan di zaman sekarang. Pemirikan mereka luar biasa mendalam. Malu rasaya dan sangat menyesal lama dipondok kenapa tidak sungguh-sungguh belajarnya, Ingat guys, menyesal itu di belakang, bukan di awal. hehe

Setelah berbincag-bincang panjang lebar, tibalah di mana Gus Abdur Rahman menyampaikan maksud kedatangannya. yakni menindak lanjuti ta'arruf yang sudah berjalan dan sebagainya, akhirnya abahnya gadis itu memberikan jawaban bahwa InsyaAllah tidak sampai 5 hari akan ada jawaban. Mohon ditunggu dengan sabar, karena kami juga harus bermusyawarah dengan keluarga dan khususnya anak saya yang terlibat utama dalam hal ini. Begitulah jawaban abahnya gadis tersebut.

Setelah bincang-bincang, dikarenakan maghrib sudah hampir tiba, kemudian Gus Abdur Rahman menutup pertemuan itu dengan pamit. Kita bertiga bersalaman dengan abahnya gadis itu, dengan gemetar agus bersalaman dan mencium tangan mulia tersebut. ya maksudnya semua tangan ayah itu mulia, mereka sebagai penopang keluarga, mencari nafkah dan menghidupi keluarga.

Tepat hari kamis, jeda dua hari dari pertemuan itu kemudian setelah agus turun dari masjid setelah mengikuti kajian kitab rutinan dengan kiyainya di pesantren. Agus membukan HP dan mendapati pesan dari Gus Abdur rahman, isinya adalah kabar baik dan gembira. Yakni pihak keluarga gadis dan gadis itu menerima khitbah atau ajakan untuk menjalin kehidupan yang labih serius lagi. keluarga gadis itu sudah membuka pintu secara terbuka dan menunggu kira-kira kapan keluarganya Agus datang untuk mengkhitbah gadis cantik itu secara resmi sebagaimana adat yang sudah ada.

Setelah itu Agus menelfon bapak dan ibunya menyampaikan kabar baik tersebut, bapak dan ibunya mengucapkan hamdalah dan tersenyum mendengar kabar itu. yang lebih takjub lagi, mungkin ini bagian dari jawaban Allah atas doa-doa bapak dan ibu, karena mereka menginginkan anaknya tetap mengabdikan dirinya dengan mengajar di pesantren tempat dia nyantri, dan juga tidak jauh dari rumahnya. 

Akhirnya, karena bapaknya agus bekerja di luar kabupaten, yakni di madura. Maka khitbah itu dilaksanakan pada hari seninnya, yakni 4 hari setelah kamis. Pesan itu agus sampaikan kepada Gus Abdur Rahman sebagai penyambung komunikasi dari kedua belah pihak.

Tibalah hari seni, 08 Agustus 2022 (08-08-2022), lumayan, tanggal cantik, hehe. Senin bakda asar bapaknya Agus dan pamannya Agus beserta Habib Ubaidillah tiba di pesantren untuk diskusi alur penyampaian maksud kedatangannya nanti, pertemuan itu benar-benar diseting dengan baik agar tertata dan berjalan dengan baik.

Sebelum bapaknya agus, Pamannya Agus, dan Habib Ubaidillah berangkat ke rumahnya gadis tersebut untuk mengkhitbah, Agus dan Bapanya terlebih dahulu sowan minta doa restu kepada kiyainya agus di pesantrennya. Sebagai santri yang sudah lama mondok, yakni sekita 11 tahunan. Menjadi penting juga meminta doa dan restu kepada gurunya, apalagi agus masih mukim di dalam pesantren dan juga mengajar di Madin dan MTs di dalam yayasan pesantrennya.

Setelah sowan dan menyampaikan maksud bertamunya, akhirnya kiyai memberikan doa dan restunya kepada agus dan bapaknya. Senang juga saya mendengarnya, semoga menjadi jodoh dunia akhirat yang sakinah mawaddah warohmah nanti. begitulah kira-kira isi doa kiyai.

Akhirnya mereka bertiga berangkat ke rumahnya gadis tersebut, jika ada yang bertanya kenapa Habib ubaidillah diajak untuk ikut mengkhitbah, dikarenakan bapaknya agus sudah memasrahkan agus juga ke Habib Ubaidillah, terlebih Habib Ubaidillah juga menjadi kepala madrasah MTs di Al-Khoirot yang mana bendaharanya Agus itu sendiri.

Setelah menunggu satu jam lebih, akhirnya mereka tiba di pesantren dan mendapatkan hasil yang baik dan membahagiakan. bahkan lamarannyapun dilaksanakan hanya jeda dua hari dari khitbah itu, yakni hari Rabu tanggal 10 Agustus 2022. singkat bukan proses ini? benar-benar ta'arruf yang islami, tidak ada kata pacaran, apalagi harus kenal lebih lama lagi tanpa status yang jelas. Keduanya lebih pada ta'dziman dan hurmatan wa to'atan kepada kedua orang tuanya. karena kita tahu tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya mendapatkan pendamping yang tidak baik. 

Setelah isyak, dikarenakan kiyai yang biasa mengimami sholat isyak sedang mios (keluar), maka dialah yang diminta untuk mengimaminya oleh ubudiyah (bagian peribadatan) di pesantren. Kemudian setelah sholat berjamaah selesai, agus ke kantor dan membuka HP, lalu membuka isi pesan di whatsApp, diantara pesan itu adalah pesan dari Pamannya agus yang tadi ikut mengkhitbah. dia mengirimkan nomor whatsApp nya gadis itu. ternyata Ibunya gadis itu adalah guru ngajinya istrinya pamannya agus waktu dulu nyantri.

Setelah di save nomornya, Agus masih bingung mau chat apa tidak, akhirnya agus mengirim pesan singkat, hanya salam saja, menanyakan kebenaran apakah nomor ini memang nomornya gadis itu atau bukan. Setelah itu dia menutup whatsAppnya dan membuka youtube untuk mendengarkan kajiannya Gus baha sebelum dia mengaji kitab Ibanatul Ahkan ke kiyai jam 9 Malam.

Selanjutnya,,, kita tunggu hari rabu saja yah. sekarang masih hari rabu.. hehe

0 Komentar