MODERNISASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DI INDONESIA



A. Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tradisional yang lahir dan bertumbuh kembang seiring dengan datangnya Islam ke tanah Jawa. Maka, dengan demikian pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan yang tertua di masyarakat Indonesia.

Pendidikan pondok pesantren sudah berkembang jauh sejak dahulu sebelum kemerdekaan, kurang lebih sekitar tahun 1700 an, dahulu pesantren di kenal sebagai lembaga pendidikan yang hanya mengajarkan keilmuan seputar agama saja, seperti seputar Ilmu stilistika yang mencakup balaghoh, bayan dll, juga menyampakan keilmuan terkait nahwu, shorrof hingga keilmuan fiqh, tasawuf, tafsir, hadits dll. Dengan demikian menjadi maklum ketika dari pesantren lahir banyak ulamak, pendak i, ustadz dan seterusnya. Mereka dibekali banyak keilmuan ketika masih di dalam pesantren, dididik sedemikian rupa sehingga mereka selalu siap untuk enyampaikan apa yang sudah didapatkan dalam pesantren.

Orang yang menuntut ilmu dalam pesantren dikenal dengan sebuta santri, santri yang tidak pernah ada ceritanya takut untuk bekerja setelak menyatri, santri yang selalu yakin akan masa depannya meskipun berhenti mondok langsung berkeluarga, santri yang selalu menyapaikan dan menebar kebaikan di manapun tempat berjuang setelah di pesantren, santri yang selalu ta’dzim dan hormat kepada guru ngaji, kiyai dan orang tuanya, santri yang mendahulukan akhlak dari pada akal dan pengetahuannya.

Pondok Pesantren menjadi tempat terfavorit untuk orang tua menitipkan putra putrinya dalam rangka belajar pendidikan agama islam, pesantren sejak dulu dikenal dengan lembaga pendidikan yang cukup padat kegiatannya, mulai dari subuh hingga mau tidur malam dengan sekian banyak kegiatan.

Pondok pesantren tumbuh dan berkembang dan terus berkembang seiring dengan adanya banyak harapan dari masyarakat terkait pendidikan yang dibutuhkan untuk kehidupan beragama, pendidikan pondok pesantren berembang dengan dasar motivasi agama itu sendiri, sehingga di antara tujuan pendidikan pesantren ialah untuk syiar agama, yakni menyampaikan ajara agama islam dengan melakukan pembinaan pada pengetahuan, kecakapan dan sikap ataua akhlak secara luas. Sehingga pendidikan pondok pesantren bertujuan untuk mencetak santrinya menjadi manusia yang mempunyai kepribadian khusus, keilmuan khas dan kemampuan atau skill dalam berbagai hal, kususnya ahli dalam bidang keilmuan agama.

Sehubungan semakin bervariasinya problematika yang ada dengan diiringi berkembangan zaman yang semakin meningkat dan tuntutan zaman yang terus mendesak, sehingga pendidikan dalam pesatren tidak dapat terus menerus bertahan dengan ciri khasnya sejak dahulu, yakni pendidikan dalam pesantren yang tidak mengajarkan keilmuan yang ada dalam pendidkan formal. Tuntutan masyarakat yang semakin mendesak, membuat pendidika dalam pesantren sedikit mengalami transformasi atau perubahan untuk mengimbangi perkembangan zaman, modernisasi terus diupayakan guna menyiapkan santri yang unggul dan tidak tertinggal dengan pendidikan luar. Dengan demikian santri juga bisa berdaya saing dengan siswa pada umumnya, justru santri memiliki nilai plus dalam keilmuan agama.

Dengan terus berkembangnya keadaan dan meningkatnya kemajuan teknologi, modernisasi keadaan terus meningkat. Lambat laun banyak pesantren yang melakukan modernisasi dengan melakukan memasukkan pendidikan formal di dalamnya, baik itu pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK, MA. Semuanya diadopsi untuk memberikan keilmuan lebih pada santrinya dan juga menjawab harapan masyarakat yang menginginkan putra putrinya untuk nyantri namun di sisi lain juga mendapatkan pendidikan formal, sehingga dengan demikian mereka juga bisa berdaya saing dalam skala global di lintas dunia.

Pendidikan pesantren terus mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat luas, pertumbuhan pesatrenpun juga semakin meningkat dan berlomba-lomba dalam mencetak generasi yang unggul dan berkualitas, hal ini terbukti dengan banyaknya lulusan pesantren yang menduduki kursi-kursi penting di pemerintahan. Baik dari menjadikepala desa, camat, bupati, wali kota, gubernur, anggota DPR hingga menjadi presiden dan wakil presiden. Santri yang dahulunya dikenal dengan kolot dan sering kali dipandang sebelah mata dikarenakan tidak mempunyaiijazah akhirnya terjawabkan, meskipun ijazah tida menentukan kualitas keilmuan seseorang, namun dengan mempunyai ijazah kemudian keilmuan yang sudah berkualitas sdari sananya menjadi lebih dan keilmuannya diakui oleh masyarakat luas.

Banyak santri yang keilmuannya sangat-sangat berkualitas dan baik, namuan dikarenakan tidak mempunyai ijazah yang di akui oleh negara mereka sering dinomor duakan, begitulah fakta yang ada. Dengan adanya pendidikan formal pendidikan santri menjadi semakin mantap dan menjadi jurus jitu untuk santri dalam keikutsertaannya untuk andil dalam perubahan, perkembangan dan kemajuan Indonesia.

B. Desain Sistem Pendidikan dalam Pesantren

Dengan terus perkembangan pendidikan pesantren, ada pula pesantren yang tetap mempertahankan kesalafannya tanpa memasukkan pendidikan formal di dalamnya, ada pula yang mengkombinasikan dengan sistem salaf dan modern, ada pula yang langsung mengatas namakan dirinya sebagai lembaga pendidikan pondok pesatren modern dan seterusnya. Yang jelas dibalik perbedaan tersebut ada banyak kemaslahatan dan mempunyai vsi isi yang berbeda namun tetap denfan tujuan yang sam, yakni menyiarkan agama islam, menyampaikan keilmuan kepada masyarakat luas dan membentuk santri yang berilmu, beriman, berakhlak dan unggul. Tentunya menjadi umat kebanggaan Nabi Muhammad.

Jika kita melihat fakta yang ada, sebagaimana yang penulis sampakan di atas bahwa pendidkan pesantren sejak dahulu sudah menyumbangkan banyak hal untuk Indonesia raya. Dahulu, bisa kita lacak bagamana satri dan kiyai ikut andil dan berada di garda terdepan untuk ikut serta memperjuangkan kemerdekaan, pendidikan pesantren banyak mencerdaskan masyarakat, pendidikan pesantren banyak mencetak santri yang mampu memimpin baik itu dari tingkat desa hingga memimpin negara yang besar, yakni Indonesia raya.

Dengan demikian, maka pendidikan pesantren tidak diragukan lagi keilmuan yang disampaikan kepada santri dalam sehari-hari. Dalam pesatren sudah dipraktekkan pedidikan full day, bahkan sampai malam hari. Sehingga dalam pesantren dikatakan apapun yang didengar, dilihat dan dirasakan merupakan pendidikan untuk santri. Bagaimana satri dididik untuk mandiri dalam hal apapun, dilatih untuk tidak cengeng dan siap dengan kondisi apapun. Dari sinilah kemudian lahir anak bangsa yang tangguh, berakhlak, beriman, dan berpegang teguh pada ajara islam.

 

Modernisasi pendidikan pondok pesantren adalah jawaban dari pondok pesantren terhadap perubahan zaman, perkembangan yang terus menerus meningkat, dan kebutuhan atau harapan dari masyarakat. Maka dalam hal ini pendidikan pondok pesantren telah ikut andil dalam hal melakukan perubahan besar dalam lingkup keilmuan untuk menjamin keberlangsungan dan ketahanan pendidikan yang diselenggarakannya. Meski pondok pesantren melalukan modernisasi pendidikan namun tetap mempertahankan tradisi pesantren itu sendiri dengan tetap mengajarkan kitab-kitab salaf dan keilmuan lainnya. Modernisasi yang dilakukan dalam pesantren mencakup perubahan dalam lingkup aspek-aspek kurikulum (materi pembelajaran), metode, dan sistem evaluasi dengan menghadirkannnya pendidikan formal di dalamnya.

Pesantren menjadi lembaga pendidikan yang secara istiqamah menjaga nilai-nilai dan ajaran Islam, pondok pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan tradisionalnnya yang menekankan pada penguasaan kitab-kitab klasik, namun pada sisi lain tetap melakukan inovasi pendidikan yang dilaksanakan sehingga pesantren tetap dapat eksis di zaman yang terus berlangsung dan komplek  perubahan dan tuntutan zamannya. 





0 Komentar