Setelah mengimami sholat isyak, berdzikir, berdoa dan membaca sholawat karangan pendiri pesantren al-khoirot bersama seluruh santri. Kemudian pemuda itu sholat sunnah dua rokaat dan turun dari masjid. Ia memasuki kantor dan membuka HP untuk melihat pesan WhatsApp. Di antara sekian pesan yang ada, pemuda itu terlebih dahulu membuka pesan dari pamannya, paman zaini. Ia menerima pesan yang berisi nomor dari gadis yang tadi sorenya dipinang atau dikhitbah untuknya.
Sore setelah asar bapak dan paman pemuda itu bersama dengan seorang Habib meminang gadis sholihah untuk anaknya. Dengan rasa syukur yang sangat amat ia panjatkan, karena khitbahnya diterima. Namun demikian, pemuda ini sampai detik itupun belum punya media untuk berkenalan dengan gadis tersebut, sehingga pamannya lah yang memintakan nomornya pada ibu dari gadis itu sendiri.
Setelah menyimpan nomornya dengan baik, kemudian pemuda itu menghubunginya dengan pesan singkat, salam dan bertanya apakah benar atau tidak nomor yang ia maksud. Setelah dijawab salamnya dan dinyatakan benar nomornya ialah nomor gadis yang tadi sore dikhitbah. Akhirnya pemuda itupun menutup HP nya dan bersiap ke masjid untuk mengaji kitab ke salah satu pengasuh pesantren.
Hari-hari berjalan dengan baik, keduanya semakin kenal dan saling bertanya-tanya seputar masa lalu dan pendidikannya. Dua hari kemudian lamaran dilangsungkan, lamaran berjalan dengan baik dan penuh haru. keduanya benar-benar resmi bertunangan, keduanya juga saling menjaga diri untuk menunggu masa di mana nantinya keduanya disatukan dalam ikatan suami istri yang sah.
Seiring berjalannya waktu, saling kirim pesan melalui WhatsApp, saling bercanda melalui kata-kata singkat. Pemuda itupun kadang heran, Gadis yang katanya orangnya cuek dan sulit bergaul, namun kenapa aku selalu bisa melihat sisi-sisi romantis dan perhatiannya yang kemudian dapat menerbitkan senyumku. wkwkwk.. Gini amat rasanya punya tunangan, lantas bagaimana kalua sudah jadi suami istri, hehehe.
Pemuda itupun membuat story WhatsApp yang menggambarkan kebahagiaannya, status itupun ditulis dengan berbahasa arab, ya biar lebih keren dikit lah. Masa iya bahasa Indonesia terus hehe
Berikut isi tulisannya:
فإذا سألتني من لحياتي كافية؟، فاعلم إنها فائزة المشرفة، هي إمرأة صالحة متدينة متعلمة و جميلة فى الأخلاق
Artinya “Jika kamu tanya siapakah orang yang cukup dalam hidupku? Maka ketahuilah sesungguhnya dia adalah Faizatul Musyarrofah, Dia gadis yang cantik, sholihah, baik agamanya, bagus pendidikannya dan cantik rupa serta akhlaknya”.
Tanpa disadari setelah sekian menit sttus itu di kirim pada stori WhatsApp, banyak banget orang-orang yang mengomentari, ada yang mendoakan, bertanya siapa Namanya, orang mana, ketemu di mana, apakah teman kuliahnya, dan kapan nikahnya. Yang sangat berbeda ialah komentar dari salah satu temannya yang sudah menikah duluan. Dia ialah ustadz Edi Purwanto, dia lebih tertuju pada susunan kata-kata yang pemuda itu tulis, menurutnya bagus sekali dan gurih dibaca dan didengar narasi bahasa abarnya.
Pemuda itu berkata:
Dari nama indahnya itu pula muncul harapanku, semoga aku dan kamu mendapati kemenangan dalam hidup, menang melawan hawa nafsu, dan menang mengendalikan amarah sehingga kehidupan kita nanti penuh dengan keharmonisan dan cinta kasih, nama depanmu, Faizah. Berharap, aku dan kamu dapat menjalani kehidupan Bersama setelah sah sebagai suami istri dengan kehidupan yang mulia, sebagaimana arti kata di akhir namamu. Musyarrofah.
Kita memang tidak pernah saling kenal sebelumnya, bahkan kita hanya berproses 15 hari dari pertama kali aku menerima foto kamu sampai akhirnya kita resmi bertunangan. Kamu sebagai anak penurut yang mengerti betul keinginan baik kedua orang tuamu, dengan ilmu yang kamu miliki dan didikan baik dari kedua orang tuamu akhirnya membuatmu mampu menerima semuanya dengan baik, ridho dengan keadaan dan bahagia dengan pertunangan ini. Aku sangat bersyukur dan bahagia dengan pertunangan ini, akupun juga bisa melihat bilik-bilik kebahagiaanmu sebagaimana bahagiaku.
Kamu, gadis yang suka dengan cerita, suka dengan buah-buahan, suka dengan segelas kopi, suka dengan pemandangan indah alam semesta dan insyaAllah aku yakin kamu juga suka ke padaku, zaironi pemuda yang sederhana yang hanya punya lembaran kitab dan ijazah kemudian berani mengkhitbah dan meminangmu untuk jadi tunanganku dan nanti akan menjadi istriku. wkwkwk.
Meskipun rupaku begini adanya, ilmuku minim banget, aku juga bagian dari sekian banyak santri yang istiqomah mempertahankan prestasi di madrasah diniyah loh, tidak pernah lepas dari urutan ke 3 terbaik, hanya dua kali saja aku gagal, itupun diurutan ke empat. Prestasi itu hanya sebatas prestasi, karena keilmuan yang aku miliki tidak seberapa dan tidak merepresentasikan keilmuanku sama sekali. Setidaknya, aku siap menjadi imam sholatmu sebagai suami istri, bukan orang asing yang menjadi imam dan makmum. Setidaknya, aku siap menjadi ayah dari anak-anak kita nanti, aku yang mengajarkan mengaji qur’an, aku fokus ke tajwidnya, kamu fokus ke makhorijul khurufnya. Aku fokus pada panjang pendek bacaannya, kamu fokus pada keindahan cara bacanya. Sebagaimana keindahan raut wajah anggunmu, manis, cantik, dan menyenangkan hati, pokok ora merengut dan marah-marah wkwkwk.
Aku masih heran, karena aku kuliah di UIN Maliki Malang sudah tiga tahun, dua tahun di Pascasarjana program magister manajemen pendidikan islam (MPI) dan satu tahun berikutnya di pascasarjana program doktor pendidikan agama Islam (PAI). Semuanya aku tempuh di UIN Maliki Malang, tapi selama itupun kita tidak pernah bertemu, namun Allah mempertemukan kita pada waktu yang sangat tepat dan baik. Aku yang sedang menjalani dua perkuliahan, rasanya tidak ada waktu selain untuk belajar, mengerjakan tugas, mengaji, mengajar dan kuliah. Kuliah S2 di IAI Al_Qolam program beasiswa S2 PAI dan Kuliah S3 di UIN Maliki Malang Jurusan PAI yang bersamaan, makan sempat mikir cari jodoh, ternyata tanpa susah payah menjari ada saja jalan terbaik dari-Nya untuk mempertemukan kita. Padahal aku hampir dua hari sekali melewati jalan di depan rumahmu, tapi mau bagaimana lagi, namanya saja dulu Allah belum menghendaki kita berdua untuk bertemu.
Aku saja heran dengan pertemuan ini, apalagi dengan mereka. pantes saja mereka selalu bertanya-tanya, kapan ketemunya, kenal di mana, bagaimana prosesnya dan seterusnya. Yang jelas kehendak dan kuasa Allah itu sangat indah dan tidak bisa sedikitpun di kejar oleh nalar akal.
Suatu ketika kamu mengirimkan pesan bahwa kamu tidak bisa masak, seketika itu aku tertawa. Mana mungkin cewek gak bisa masak, yang ada belum mahir dengan sekian racikan bumbu untuk memasak, toh nanti juga pasti bisa memasak dengan baik. Bahkan mampu membuat suami dan anak-anaknya ketagihan masakanmu. hehe.
Hari terus berjalan, detik demi detik tak henti berputar. Ternyata kita sudah satu minggu resmi bertunangan. Ternyata kamu tidak sesuai prediksiku, aku sebelumnya mengira bahwa kita akan kaku dalam menjalani hubungan ini, saling cuek dan tidak mau saling sapa melalui pesan. Aku kira kamu tidak akan bisa romantis dan tidak akan bisa membuat senyum dan tawaku pesah. Ternyata aku salah, kamu tidak seperti itu. Justru kamu orangnya sangat legowo, baik, penurut, romantis dikit-dikit wkwkwk, perharian juga dikit-dikit hehe. Maklaumlah, kita juga baru saling kirim pesan hanya dalam waktu satu minggu alias 7 hari ini. Itupun kita saling mengerti kesibukan kita, pagi hari kita sama-sama mengajar, juga sama-sama kuliah. Jadi, maklumlah dengan perkembangan perkenalan yang baik ini, nanti pasti akan lebih baik dan terus membaik.
"Happy one week of our engagement anniversary, I love you very much, very lucky to have a fiancé like you, may we be partners in the world and the hereafter, mate forever and continue to spread kindness together, build a loving family and a harmonious family. sakinah mawaddah wa rohmah family".
Rabu 10 Agustus 2022 - Rabu 17 Agustus 2022.
"Hari ini di Malang tanggal 17 Agustus 2022, Zaironi dan faizah dengan penuh perasaan bahagia telah resmi satu minggu bertunangan. Atas nama Zaironi dan Faizah, Hal-hal yang mengenai penyempurnaan dalam hidup dan kebahagiaan sepanjang hidup, saling mencintai, merawat hubungan sampai detik terakhir kehidupan, bersama-sama menebar kebaikan dan membahagian kedua orang tua dan semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah dan mengikuti sunnah Rosul-Nya, akan diselenggarakan dalam tempo yang selama-lamanya.”
Merdeka, merdeka dan merdeka. Semoga kita bisa terus merawat kemerdekaan ini, sebagaimana tekat kita berdua untuk saling merawat cinta, kasih sayang dan ridho kedua orang tua sepanjang hidup kita. Sekarang, nanti dan seterusnya. selalu bersama-sama.
Terimakasih untuk semuanya, tunanganku..
To be with you, That's all i want
0 Komentar