Cinta Tapi Tak Jodoh #1

Malam yang indah, rembulan menyapa bumi dengan penuh kasih dan cahaya. Terang, cerah, dan memberikan kesan tersendiri untuk setiap rembulan. Malam ini, bagi sesosok hanafi yang baru saja menyelesaikan ujian Nasional di bangku MTs jelas cahaya rembulan seakan menyambutnya untuk terus bangkit dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. 

Hanafi yang pada saat itu mendapati kebingungan pada dirinya sendiri terkait sekolahnya. Apakah dia bisa lanjut sekolah atau tidak, kemudian jika memang masih ada kesempatan untuk lanjut sekolah apakah dibolehkan sekolah SMA di luar. yang artinya hanafi sekolah tanpa masuk pesantren mengingat semua keluarga hanafi baik bibik atau pamannya menjadi suatu keharusan dalam keluarganya untuk menyantri atau masuk pendidikan pondok pesantren.

Akhirnya esok harinya hanafi dipanggil oleh kakeknya, kakeknya menasehati dan memintanya untuk masuk pendidikan pondok pesantren yang di dalamnya ada pendidikan formalnya, yakni pendidikan SMA/MA. Dengan demikian selain hanafi masih bisa sekolah SMA/MA, hanafi juga bisa mendapatkan ilmu agama dari pesantren. Sejak hanafi kecil dan hidup bersama kakek dan neneknya sejak duduk di bangku kelas tiga Madrasah Ibtidaiyyah (MI) dikarenakan bapak dan ibunya yang harus merantau ke negeri tetangga untuk mencari nafkah guna untuk menghidupi keluarga dan juga mencari biaya untuk pendidikan anaknya, yakni hanafi kecil yang saat itu belum mempunyai adik.

Setelah perbincangan panjang lebar, akhirnya hanafi mengiyakan keinginkan kakek, nenek dan tentu atas permintaan bapak dan ibunya hanafi untuk ikut membantu membujuk hanafi agar mau untuk masuk pendidikan pesantren. Hari dan tanggalnya sudah ditentukan, termasuk perlengkapannya juga sudah siap. Akhirnya, pada hari minggu pada bulan juni 2012 hanafi berangkat dan mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu santri di pondok pesantren yang berada di kabupaten Malang. Pondok Pesantren yang memadukan sistem salaf dan modern, pondok pesantren yang melaksanakan pendidikan dengan segregasi total baik guru, siswa dan gedung serta tempat asrama santrinya. Yakni Pondok Pesantren Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran Malang.

Pondok Pesantren Al-Khoirot didirikan oleh seorang ulamak dari madura yang menikah dengan gadis kabupaten malang, tepatnya desa gondanglegi Malang.  PP Al-Khoirot didirikan oleh K.H. Syuhud Zayyadi dan Nyai, Hj Masluhah Muzakki pada tahun 1963, PPA Malang menjadi salah satu pesantren tertua di Malang Raya bahkan di Jawa Timur. PPA Malang adalah pesantren yang secara kultural berafiliasi ke NU (Nahdlatul Ulama), sedang secara politis bebas aktif dan nonpartisan. Ponpes Al-Khoirot Malang juga tidak ada hubungan dan kaitan organisasi dengan Pondok Pesantren Al-Khairaat Palu, Sulawesi atau pesantren lainnya dengan nama yang serupa. Alamat lengkapnya PPA adalah  Jl. KH. Syuhud Zayyadi 01 Karangsuko Pagelaran (Gondanglegi), Malang 65174 Jawa Timur.

Pada hari minggu hanafi diantar oleh pamam, bibik, guru ngaji di mushollahnya, kakek, nenek dan ibunya. Bapaknya hanafi tidak bisa ikut mengantarkan putranya untuk berangkan mondok dikarenakan masih ada dalam perantauan, yakni di Malaysia. Pondok pesantren Al-Khoirot sudah dikenal oleh hanafi sebab paman dan bibiknya semuanya menyantri di sini, kecuali ibu dan bapaknya saja yang menyantri di pondoknya sepupu kakeknya hanafi di Madura, yaitu Pondok Pesantren Al-Azhary Sokobanah Sampang Madura. Pondok Pesantren Al-Azhari didirikan oleh Alm. KH. Nashiruddin Ilyas, Sepupu dari Kakeknya hanafi.

Rasanya menjadi catatan sejarah baru bagi hanafi pada hari ini, dia harus tinggal di pesantren tanpa ada ibu, bapak, kakek, nenek dan teman-teman sekampungnya. Tujuan dari belajar ya santri memang harus mandiri, tidak boleh cengeng dan harus belajar yang tekun serta taat pada peraturan yang ada. 

Setelah pendaftaran selesai, kemudian diantarlah kepada kamar yang akan ditempati oleh hanafi, kamar yang tidak besar juga tidak kecil yang berpenghunikan 13 santri, berarti menjadi 14 santri yang menghuni di kamar tersebut. yaitu kamar 4C yang penghuninya dari beragai daerah.

Keluarga hanafi menitipkan anaknya, hanafi kepada ustadz dan juga santri yang ada di kamar tersebut untuk membantu membimbing dan menjadi teman baik bagi hanafi, dari suaranya nenek zaironi mulai menunjukkan sedikit kesedihannya dalam bentuk akan berpisah tempat dengan cucu yang biasa membantu sang nenek mengambil pakan kambing, membawakan kayu dari kebun, dan membantu nenek untuk membersihkan kebun. Ya malklum, namanya juga anak petani yang hiduonya di lereng gunung semeru. Pembaca tau kan di mana gunung semeru itu. hehe..

Setelah semuanya selesai akhirnya keluarga pamit pulang, hanafi mulai menunjukkan kesedihannya karena akan ditinggal oleh keluarga tercintanya, siapa sih yang gak pengen  nangis saat ditinggal di pesantren sendirian tanpa ada keluarga yang mendampinginya. rasanya menjadi asing di tempat yang baru menjadi suatu keharusan untuk waktu yang tidak sebentar. Nenek kemudian mencium pipi hanafi yang saat itu juga sang nenek tidak bisa membendung air matanya. suatu yang maklum bagi sang nenek menangis ketika berpisah dengan sang cucuk, apalagi yang sudah biasa hidup bersama sehari-hari dan hanafi ialah cucu pertamanya.

Tanpa disangka ibu hanafi juga ikut menangis, meninggalkan anak sulungnya sendirian di pesantren untuk menempuh pendidikan, mencium anaknya dan memberikan banyak pesan serta nasehat. Ibu zaironi dan keluarga yang semuanya pernah menyantri sudah mengerti suasana dan keadaan kehidupan di dalam pesantren. Karena itu kemudian mereka memberikan banyak nasehat agar terus semangat belajar, tekun dan istikomah. Taat pada aturan dan jangan sampai meninggalkan sholat berjamaah serta tidak meninggalkan untuk membaca dan menghatamkan al-Qur'an. Pesan sang kakek jangan sampai ketinggalan takbir pertama Imam dan jangan sampai tidak membaca al-quran satu jus dalam sehari. Taati aturan yang ada, kemudian hari kamu pasti bisa untuk beradaptasi dan menjadi santri yang mengerti ilmu agama untuk menjadi bekal hidup kamu kelak di masyarakat. Semoga kakek tenang dan ditempatkan ditempat terbaik Oleh Allah, kakek orang yang sangat baik, ahli ibadah dan suka membantu orang lain. saya bersaksi atas itu semua untuk kakek.

Akhirnya keluarga pulang, hanafi yang belum punya teman akrab akhirnya dia hanya diam di teras masjid untuk melihat santri lainnya bermain. satu dua minggu dijalani, satu dua bulan dilewati. kegiatan demi kegiatan hanafi ikuti dengan baik, baik itu di Madrasah diniyah, pesantren maupun di Madrasah Aliyahnya. teman semakin bertambah, rasa tidak betah sudah mulai menghilang dengan sendirinya. Sehingga hanafi sudah seperti santri lainnya yang bisa disebut betah dan tidak lagi diam sendirian di teras-teras masjid. 

Tanpa terasa ternyata hanafi sudah masuk bulan ke enam di pesantren, hal ini menunjukkan hari libur pesantren sudah akan tiba, yakni liburan Maulid. Dimana sudah menjadi suatu yang pasti adanya liburan santri untuk pulang kampung bertemu keluarga, meski tetap ada saja santri yang tidak pulang dikarenakan masa liburan yang hanya sepuluh hari dan jarak antara rumah dengan pesantren yang jauh sehingga membutuhkan biaya yang besar. Mereka adalah santri yang berasal dari luar provinsi jawa timur, seprti jakarta, papua, pontianak, medan dan banten serta lainnya.

Liburan sudah tiba, semua santri bersenang hati karena akan bertemu dengan sanak keluarga di rumahnya, sepuluh hari liburan adalah masa yang sangat berharga dan singkat bagi santri. hanafi dan teman-temannya satu persatu pulang dengan dijemput oleh keluarganya. kali ini hanafi dijemput oleh pamannya (Paman Rohmatullah) yang juga alumni PP Al-Khoirot. Paman hanafi menyantri sekitar dua belas tahun di Al-Khoiot sehingga banyak pengurus yang dikenalnya. Semoga paman oleh Allah diampuni segala bentuk salah dan dosanya, Allah tenpatkan paman di tempat terbaik di sisi Allah. dipertemukan dengan kakek dan kelak disatukan disurganya. Paman Orang baik, sabar, dan juga sosok pelayan masyarakat, aktif di sholawatan dan juga mengisi kajian di perkumpulan ibu-ibu muslimat.

Sesampai dirumah hanafi langsung mengucapkan salahm mencium tangan ibu, kakek, nenek dan bibiknya. Dirangkulnya hanafi oleh ibu dan neneknya yang menunjukkan kerinduannya pada hanafi seorang karena selama enam bulan tidak bertemu dengan hanafi. Maklum, karena yang biasa menjenguk hanya pamannya. Ibu, bapak, kakek dan nenek serta bibiknya hanya bisa menelfon tiap satu bulan satu kali untuk menanyakan kabar dan sedikit mengurangi rasa rindunya.

Liburan kali ini oleh hanafi hanya dibuat untuk membantu pekerjaan keluarga, seperti biasa kehidupan petani pagi hari ke kebun, menjelang duhur pulang, dan begitu juga pekerjaan yang lainnya. Hanafi kembali melakukan aktivitas sebagaimana sebelum dia mondok, mengingatkan dia pada kehidupan dahulunya. kehidupan yang sehari hari hanya sekolah, membantu keluarga di kebun, bermain dengan teman dan mengaji di mushollah dekat rumahnya.

Hari demi hari berjalan dengan penuh makna dan mahal untuk santri yang liburan pesantren. Akhirnya kembalian santri ke pondok pesantren al-khoirot sudah tiba, hanafi diantar oleh pamannya untuk balik ke pondok. Rasanya masih ada sikap berat untuk balik pondok, selain mungkin karena liburan yang hanya sepuluh hari juga kangennya belum juga terobati sepenuhnya pada keluarga.

Semua santri berdatangan, pengurus mulai mendata santri yang kembali untuk mengetahui siapa saja yang sudah kembali tepat waktu dan yang belum kembali ke pesantren. Kegiatan pesantren kembali berjalan seperti biasanya. Seperti dahulu awal masuk pesantren, niat harus ditata ulang, belajar harus ditingkatkan dan prestasi harus terus dikejar. Bulan demi bulan hari-harinya berjalan dengan baik, liburan demi liburan dijalani dengan sebaik mungkin. akhirnya setelah sekian lama menjalani pendidikan formal di Madrasah Aliyah Al-Khoirot yang mana Madrasah Aliyah Al-Khoirot berada dalam lingkungan Pondok Pesantren AL-Khoirot. Maka tibalah ujian Nasional untuk kelulusan siswa. Hal ini menunjukkan hanafi sudah tiga tahun menjdi santri di PPA. 

Ujian Nasional berjalan dengan baik, semua siswa diumumkan lulus, wisuda kelulusan juga terlaksana dengan penuh haru semuanya terjadi pada tahun 2015. Tibalah waktu untuk menentukan kehidupan masing-masing siswa yang sekaligus santri selanjutnya. Apakah cukup melanjutkan nyantrinya tanpa kuliah, atau kuliah sekaligus sambil mondok. atau kuliah saya dengan pilihan keluar dari pondok. atau berhenti mondok dan tidak melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan.

Hal ini menjadi pilihan bagi masing-masing siswa/santri, pun juga bagi hanafi yang saat itu juga masih tidak tau selanjutkan bagaimana. Malam hari, yakni malam jumat. malam liburan kegiatan pesantren bagi santri. Hanafi menelfon Ibu dan bapaknya dirumah untuk menanyakan langkah berikutnya, hanafi yang sudah ada minat untuk kuliah akhirnya menyampaikan keinginannya. Hanafi berusaha menjelaskan kuliah itu apa dan bagaimana prosesnya kepada kedua orang tuanya yang nota bene hanya lulusan sekolah dasar. Perbincangan berjalan dengan baik, akhirnya orang tua menyetujui dan sangat mendukung putranya untuk kuliah dengan syarat harus tetap menyantri di PPA. Hanafi langsung mengiyakan karena memang kampus yang ditujunya tempatnya tidak terlalu jauh dari Pondok Pesantren Al-Khoirot. 

Di manakan hanafi akan kuliah? Jawabannya ada di catatan berikutnya, tetap pantau terus perkembangan tulisan ini sehingga pembaca tidak ketinggalan untuk membaca catatan-catatan berikutnya sampai pada sesi puncak, yakni Cinta Tapi Tak Jodoh. hehe..(Hanafi di sini adalah nama samaran)

Sekian dari penulis, Wassalam


By: Muhammad Zaironi, Santri Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang, Mahasiswa S3 UIN Maliki Malang

FB: Muhammad Zaironi. https://www.facebook.com/profile.php?id=100008292301957

Fanspage FB: Muhammad Zaironi

IG: Muhammad Zaironi. www.instagram.com/muhammadzaironi

Blogger: santrimenulis.com 

1 Komentar

  1. Ehmm lumayan lah buat penulis pemula.. tapi bagi saya yang sudah sering membaca harus banyak yang perlu diperbaiki. Terutama untuk penulisan nama tokoh agar lebih teliti lagi soalnya cerita seperti ambigu ada nama penokohan lain.. ditunggu episode selanjutnya 🤗

    BalasHapus