Pada perkuliahan kali ini, Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA. menjadi dosen pengampu mata kuliah Kajian Pemikiran Islam dan Inovasi Kurikulum di kelas A pada Program Doktor PAI-BSI.
Prof. Zainuddin lahir di
Bojonegoro pada tanggal 7 Mei 1962. Beliau memperoleh gelar Doktorandusnya (Drs.) dari
Fakultas Adab pada jurusan Sejarah Kebudayaan Islam di IAIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta pada tahun 1986. Kemudian Prof. Zainuddin meraih masternya, yakni Master
of Art (M.A) dari perguruan tinggi yang sama pada bisang Ilmu Pendidikan Islam
di tahun 1992.
Prof Zainuddin meraih gelar guru
besarnya pada 8 Januari 2020. Seorang sarjana yang pernah nyantri di Pesantren
Bahrul ‘Ulum Tambakberas jombang. Prof Zainuddin memulai kariernya dengan
menjadi dosen pada Fakultas Syari’ah di Universitas Islam Malang pada tahun
1988.
Kemudian pada tahun 1996-1997
Prof Zainuddin menjadi dosen di IAIN Raden Fatah Palembang. Di samping mengajar
beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan, baik diskusi, seminar dan juga penelitian.
Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA. resmi terpilih menjadi Rektor di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang baru untuk periode 2021 – 2025, pada hari Rabu 28 Juli 2021. Prof. Zainuddin yang sebelumnya jadi Wakil Rektor I UIN Malang itu menggantikan rektor UIN Malang sebelumnya, yakni Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) berdiri pada tanggal 21 Juni 2004. Berdirinya UIN Maliki malang bermula dari gagasan para tokoh Jawa Timur untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi Islam di bawah Departemen Agama yang kemudian dibentuklah Panitia Pendirian IAIN Cabang Surabaya melalui Surat Keputusan Menag No. 17 Tahun 1961 yang di dalamnya berisi tugas untuk mendirikan Fakultas Syari’ah yang berkedudukan di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah yang berkedudukan di Malang.
Kemudian pada pertengahan 1997, melalui Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1997, Fakultas Tarbiyah Malang IAIN Sunan Ampel beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang bersamaan dengan perubahan status kelembagaan semua fakultas cabang di lingkungan IAIN se-Indonesia yang berjumlah 33 buah. Dengan demikian, sejak saat itu pula STAIN Malang merupakan lembaga pendidikan tinggi Islam otonom yang lepas dari IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Dengan melalui upaya yang sungguh-sungguh, akhirnya UIN Maliki Malang pada 8 Oktober 2004 Menko Kesra Prof. H. A. Malik Fadjar, M.Sc atas nama Presiden disetujui pengalihan namanya menjadi Univesitas dengan nama Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dengan tugas utamanya adalah menyelenggarakan program pendidikan tinggi bidang ilmu agama Islam dan bidang ilmu umum.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim malang juga sempat bernama Universitas Islam Indonesia-Sudan (UIIS) sebagai implementasi kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Sudan dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Dr. (Hc) H. Hamzah Haz pada tanggal 21 Juli 2002 yang juga dihadiri oleh para pejabat tinggi pemerintah dari Sudan. Secara spesifik akademik, Universitas ini mengembangkan ilmu pengetahuan tidak saja bersumber dari metode-metode ilmiah melalui penalaran logis seperti observasi dan eksperimentasi, serta survei, wawancara, dan sebagainya. Tetapi, juga dari al-Qur’an dan Hadits yang kemudian disebut dengan paradigma integrasi. Karena itu posisi mata kuliah studi keislaman yaitu: al-Qur’an, Hadits, dan Fiqih menjadi sangat sentral dalam kerangka integrasi keilmuannya.
Pada perkuliahan dengan Prof. Zainuddin cukup banyak ilmu yang di dapat pada hari ini, selain karena beliau sudah berpengalaman dalam banyak hal lintas keilmuan, beliau yang juga sebagai santri yang akhirnya menjalani perkuliahan sampai sekarang menjadi dosen dan bahkan rektor UIN Maliki Malang.
Seperti perkuliahan dengan dosen yang lain, pada awal pertemuan selain membicarakan kontrak kuliah, baik tugas dan lainnya. Prof Zainuddin juga meminta teman-teman mahasiswa untuk memperkenalkan diri, di akhir perkenalan mahasiwa yang jumlahnya delapan orang beliau kemudian mendoakan teman-teman mahasiswa semoga nanti setelah lulus S3 PAI-BSI dari UIN Maliki Malang yang belum menjadi dosen bisa segera menjadi dosen, atau bahkan sebelum lulus juga sudah menjadi dosen. kenapa demikian, karena dengan menjadi dosen kita sudah ikut andil dalam memperjuangkan, memajukan pendidikan di Indonesia, dan memberikan sumbangsih untuk Indonesia. tentu menjadi guru di tingkat sekolah atau madrasah juga bagian dari hal tersebut,, namun masa iya sudah S3 tapi tidak berminat menjadi dosen yang lingkupnya lebih besar dan luas.
Menurutnya, mahasiswa itu khususnya yang sudah S3 harus siap lahir batin. siap dengan tugas-tugas untuk peningkatan kompetensi, mahasiswa itu seperti manusia yang berjalan sendiri setelah dosen memberikan alamat-alamatnya. materi yang diberikan dosen harus dikerjakan dengan baik, sebisa mungkin harus banyak membaca buku-buku dan jurnal. Makalah yang ditulis harus lebih bagus dari Makalah tingkat S1 dan S3, karena nantinya diharuskan menulis tugas akhir berupa disertasi.
Makalah mahasiswa, nanti harus berupa atau menjadi jurnal sebagai tugas akhir, hal ini sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa, apalagi tingkat program doktoral. khususnya di UIN Maliki mahasiswa diharuskan membuat jurnal sebagai bentuk karya mahasiswa program Doktor, jurnal adalah hasil dari makalah yang dipresentasikan. Penulisan jurnal ini selain menuntungkan dan membiasakan mahasiswa untuk menulis dan berkarya, di antaranya adalah untuk proses memberikan sumbangsih untuk UIN Maliki yang menuju World Class University. Dengan demikian setiap mata kuliah mahasiswa bisa membuat dua karya ilmiah berupa jurnal, mengingat satu mata kuliah diampu oleh dua dosen yang rata-rata sudah bergelar Profesor atau Guru besar pada bidang tertentu.
Bagi Muhammad Zaironi, merupakan kebanggaan bisa kuliah di UIN Maliki Malang. Zaironi sebelumnya sudah menjalani perkuliahan di UIN Malang untuk jenjang Magisternya, yakni pada jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Sedikit banyak zaironi sudah mengetahui kondisi UIN Maliki Malang karena sebelumnya ketika S2 pernah menjalani perkuliahan offline sebelum adanya pandemi.
Setelah perkuliahan berjalan sekita 70 an menit, akhirnya beliau mengakhiri perkuliahan hari ini dikarenakan beliau setelah itu akan langsung menuju ke jombang untuk takziyah ke ke Pondok Pesantren bumi damai al-muhibbin tambak beras Jombang. hari ini KH. Moch. Djamaluddin Ahmad Meninggal dunia. Semoga kiyai dimaafkan segala salahnya dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah. Akhirnya Prof Zainuddin menutup pertemuan perkuliahn siang hari ini dengan salam..
Semoga Ilmu yang didapatkan hari ini bisa menjadi Ilmu yang barikah dan bermanfaat untuk banyak orang, dan juga memberikan efek bentuk perubahan bagi pribadi menuju pribadi yang lebih baik. karena diantara tujuan belajar setinggi mungkin ialah untuk menghilangkan kebodohan, meningkatkan Iman, yang akhirnya diaksikan dalam bentu luhurnya akhlak. baik akhlak syariah, alkhlak lokal dan akhlak universal.
Sekian catatan hari ini,, penulis ucapkan terimakasih tiada hingga dan batas. akhirnya penulis ucapkan wassala.. sampai jumpa di catatan verikutnya, baik terkait perkuliahan, seputar agama, cerita, dll.
By: Muhammad Zaironi, Santri Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang, Mahasiswa S3 UIN Maliki Malang
FB: Muhammad Zaironi. https://www.facebook.com/profile.php?id=100008292301957
Fanspage FB: Muhammad Zaironi
IG: Muhammad Zaironi. www.instagram.com/muhammadzaironi
Blogger: santrimenulis.com
0 Komentar