Tepat jam 12:31 menit, perkuliahan dimulai, siang ini perkuliahan dengan Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, mantan rektor UIN Maliki Malang periode 1997-2013. Sosok pembesar UIN Maliki Malang, Ilmuan yang sangat cemerlang dalam karya, dedikasi dan pengabdian pada perkembangan pendidikan.
Beliau dosen pengampu mata kuliah Islam dan Politik di kelas A Program Doktor Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner (PAI-BSI). Mata Kuliah yang cukup unik, menantang dan luas pembahasannya.
Kemudian Prof. Dr. H. Imam Suprayogo membuka dengan salam dan berkenalan terlebih dahulu dengan teman-teman mahasiswa program doktor Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner (PAI-BSI), setiap teman-teman memperkenalkan dirinya dan menyebut instansi tempat bekerja atau mengabdikan dirinya dengan mengajar, yakni menjadi dosen, beliau Prof. Dr. H. Imam Suprayogo hampir mengenal semua ketua, rektor dan pimpinan di kampus tersebut. Hal ini menjadi maklum dikarenakan perjuangan beliau di dunia pendidikan sehingga membuat beliau kenal dan dikenal banyak orang.
Menurutnya manusia sekarang banyak yang masih memperdebatkan hal-hal yang memang sudah final dalam pembahasannya, banyak yang seringkali ngotot dan mempertahankan argumennya tampa menerima dengan terbuka pada argument lawannya. Prof . Imam berkata bahwa berdebat itu pasti berujung pada dua hal, menang dan salah. Yang menang sering akan sombong dan yang kalah akan kecewa. Mencari kemenangan itu sendiri sebenarnya tidak selalu baik, sifat-sifat yang harus kita miliki itu ya empat sifat nabi itu. Yakni siddiq amanah tabligh dan fathonah. Sifat yang terlalu berambisi untuk menang itu bagian dari sifat setan.
Sejujurnya perkuliahan jika hanya untuk tujuan mendapat sertifikat doktor tapi kualitasnya kurang maka akan merugikan diri sendiri. Menyiksa pada diri sendiri dengan adanya gelar doktor yang melekat pada dirinya jika kita tidak berusaha mengimbangi gelar itu dengan kualitas yang baik. Tentu peningkatan kualitas dengan banyak belajar, membaca dan menulis serta menghasilkan banyak karya yang memberikan sumbangsih pada pendidikan.
Prof. Imam Suprayogo pernah menjadi kepala MINU di desa (Lupa nama desanya) selama lima tahun, sehingga beliaupun juga mengetahui kualitas dan keadaan pendidikan di pedesaan. Dawuhnya, Meski lembaga pendidikan itu kecil dengan jumlah murid yang sedikit, anehnya tetap tahan hidup pendidikan itu, namun juga sukar maju.
Pada tahun 70 an MINU yang dipimpinnya pernah mencapai pada puncak kemajuan, MINU pernah menampung murid sebanyak 400 murid. Bahkan ketika beliau pulang kampung beliau menerima banyak curhat terkait perkembangan dan penurunan di MINU yang dulu pernah beliau pimpin. Menurutnya madrasah itu tahan hidup sukar maju dan kaya masalah.
Prof. Imam pernah menjabat wakil rektor bertahun-tahun, dan juga pernah menjabat sebagai rektor di STAIN malang yang sekarang menjadi UIN Malang. STAIN Malang pernah bekerja sama dengan sudan yang diresmikan oleh wakil presiden yakni hamzah has dan juga dari pemerintah sudan. Setelah itu beliau berusaha merubah nama STAIN lagi sehingga menjadi UIN Malang.
Kemudian Prof. Imam juga pernah menjadi pembina di UNISMA Malang yang sekarang menjadi universitas NU yang termaju, lalu beliau juga diminta menjadi ketua yayasan di Universitah Hasyim Ays’ari. Tuturnya, saya juga heran saya lama di muhammadiyah tapi saya juga dierima di NU dengan menjabat atau membina kampus NU.
Prof. Imam pernah ditunjuk menjadi ketua dewan korporator di UNIDA Gontor. beliau juga menjadi ketua majlis pengembangan madrasah di Malang. Beliau membesarkan UIN Maliki Malang dengan penuh kesabaran dan semangat. Dengan segala prestasi dan pengabdian beliau kita bisa mengambil pelajaran dan menjadikan motivasi pada kita untuk terus semangat belajar dan berprestasi.
Saat ini beliau sudah berumur 72 tahun, bahkan diusianya yang sudah tua ini beliau juga masih sering diundang untuk mengisi kajian dan seminar, kadang dari aceh, sorong, jerman, jepang, rusia, amerika, mosko, australi, amerika latin, kolombia, maroko, dll. Dengan hal ini menunjukkan bahwa beliau ilmuan lintas Negara.
Setelah beliau menyampaikan banyak tentang Islam dan Politik, akhirnya beliau mengakhiri perkuliahannya dengan ucapan hamdalah dan salam.
Perkuliahan juga ditutup oleh ketua kelas, yang sudah tidak asing lagi bagi pembaca artikel yang setia, yakni Muhammad Zaironi, ketua kelas yang sebisa mungkin mengayomi teman-teman perkuliahannya yang sudah sibuk dengan mengajar dikampus masing-masing mengabdi.
Akhirnya, penulis ucapkan sampai jumpa pada catatan perkuliahan depan. Sekian, wassalam…
By: Muhammad Zaironi, Santri Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang, Mahasiswa S3 UIN Maliki Malang Program Doktor Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner (PAI-BSI)
FB: Muhammad Zaironi. https://www.facebook.com/profile.php?id=100008292301957
Fanspage FB: Muhammad Zaironi
IG: Muhammad Zaironi. www.instagram.com/muhammadzaironi
Blogger: santrimenulis.com
5 Komentar
Alhamdulillah...nunut kuliah e kang
BalasHapushttps://www.santrimenulis.com/2022/02/tatapan-pertama-dengan-orang-orang-hebat.html
BalasHapusLuar biasa
BalasHapusMantul tadz
BalasHapusDesa Gemaharjo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
BalasHapus