BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari pendidikan adalah adanya proses perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang atau kelompok dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan sebuah proses interaksi dan pelatihan antara dua orang atau lebih, antara guru dan peserta didik yang mana menghasilkan suatu perubahan sikap dan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Masalah pendidikan adalah suatu masalah yang menyangkut kehidupan bersama, baik kehidupan di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, pendidikan itu merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena merupakan suatu kegiatan yang menentukan bagi kehidupan manusia dan kebudayaannya.
Oleh karena pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat sekarang ini, itulah yang akan menentukan kehidupan bangsa dimasa depan, sehingga sangatlah penting untuk memperhatikan masalah pendidikan secara cermat sehingga kelemahan kelemahan yang ada dalam dunia pendidikan dapat diperbaiki agar kehidupan masyarakat dapat menjadi lebih baik di masa yang akan datang, itulah sebabnya dalam hal ini peranan pendidikan sangat penting.
Salah satu faktor keberhasilan dalam pendidikan adalah guru, untuk itu maka seorang guru oleh karena itu maka para guru perlu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dan lengkap yang dapat dijadikan sebagai metode dan sarana dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Iris V. Cully menyatakan:
Para pendidik yang peka menyadari bahwa kumpulan pengetahuan dan pengalaman manusia bukanlah satu-satunya ramuan untuk mengasuh anak-anak. Dalam tugas mereka harus pula tercakup suatu pemahaman akan faktor-faktor dalam hubungan antar pribadi. Hasil-hasil penyelidikan psikologi menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan mencakup keutuhan pribadi dalam keseluruhan lingkungannya. Guru-guru sekolah yang baik, selalu sadar akan faktor-faktor demikian yang bekerja dalam tugas mereka.
Selain guru, dalam belajar setiap peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, yang dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik yaitu dari orang tua, dari guru dan dari masyarakat. Faktor intern dibagi menjadi tiga yakni faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
Di dalam faktor psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Dan faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik agar dapat mengendalikan dan mengatur belajar agar dapat berlangsung efektif, terarah dan optimal.
Guru yang baik adalah guru yang dapat mengerti dan memahami permasalahan atau kendala dari seorang peserta didik dan persoalan psikologi peserta didik. Guru yang dapat memahami persoalan peserta didiknya adalah guru yang tidak memaksakan keinginannya kepada peserta didik, yang mendengarkan keluhan dan problematika belajar dari peserta didik, dan yang juga tidak memaksakan tugas yang melampaui kemampuan peserta didik.
Psikologi adalah ilmu yang mengkaji manusia dari sudut karakteristik dan Psikologi adalah ilmu yang mengkaji manusia dari sudut karakteristik dan prilaku manusia, sebagaimana makna dari psikologi sendiri adalah psyche yang artinya ruh, jiwa dan sukma dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang karakteristik dan gejala yang dialami jiwa manusia.
Jadi dalam hal ini psikologi sangat berperan penting dalam pendidikan karena psikologi sebagai ilmu pengetahuan adalah berupaya memahami keadaan peserta didik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di mana pengetahuan tentang psikologi amat penting bagi guru agar dapat memahami proses dan tahapan-tahapan belajar bagi para peserta didiknya.
Manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan juga membantu untuk memahami karakteristik peserta didik apakah termasuk anak yang lambat belajar atau yang cepat belajar, dengan mengetahui karakteristik ini guru dapat mendesain pendekatan belajar untuk anak didik yang berbeda-beda tersebut, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal sesuai karakteristik peserta didik.
Oleh karena itu seorang guru perlu terus menerus berusaha untuk memahami mereka yang akan dipimpinnya dalam proses pendidikan, para guru perlu mempelajari sifat-sifat dasar peserta didik yang diwarisi dari orang tua, pertumbuhan peserta didik. Dan para guru juga harus mempersiapkan dasar-dasar psikologi apa yang akan digunakan dalam pembentukan karakter peserta didik. Seorang guru perlu mengetahui mengapa seorang peserta didik melakukan sesuatu hal tertentu dan juga mengetahui pula kegiatan-kegiatan apa yang paling penting dan membantu dalam proses pendidikan.
Sehingga merupakan sebuah keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab bahwa dia dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam cara yang sesuai dengan keadaan peserta didik. Karena itu pengetahuan psikologi mengenai peserta didik dalam proses pendidikan adalah harus dijadikan kebutuhan pendidik untuk memiliki pengetahuan tentang keadaan jiwa peserta didik. Karena pendidikan hanya dapat berjalan efektif apabila pendidikan tersebut dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan psikologi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat psikologi pendidikan
2. Apa saja ruang dan tujuan lingkup psikologi belajar PAI
3. Bagaimana prinsip-prinsip psikologi pembelajaran PAI
4. Apa saja peran dan urgensi psikologi pembelajaran PAI
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan hakikat psikologi pendidikan
2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan ruang lingkup dan tujuan psikologi belajar PAI
3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan prinsip-prinsip psikologi pembelajaran PAI
4. Untuk mengetahui dan mendiskripsika apa saja peran dan urgensi psikologi pembelajaran PAI
Artikel Lainnya : Dikotomi Ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Psikologi Dan Implikasinya Dalam PAI
Ngalim Purwanto juga menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Tingkah laku disini meliputi segala kegiatan yang tampak maupun yang tidak tampak, yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Sedang Sarwono mendefinisikan psikologi dalam tiga definisi. Pertama, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan. Kedua, psikologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat manusia. Ketiga, psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya, psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri organisme, baik manusia maupun hewan. Psikologi berhubungan dengan penyelidikan mengenai bagaimana dan mengapa organisme-organisme itu berbuat atau melakukan sesuatu. Akan tetapi secara lebih spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana manusia berpikir dan berperasaan.
Awalnya psikologi digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup. Sebelum menjadi disiplin ilmu yang otonom, psikologi termasuk dalam pembahasan filsafat. Namun kemudian psikologi melepaskan diri dari filsafat dan menjadi disiplin ilmu yang otonom pada tahun 1879 saat William Wund (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi di Jerman.
Sebagai suatu disiplin ilmu yang telah berdiri sendiri, psikologi telah banyak dipergunakan dan diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, pengajaran, ekonomi, perdagangan, industri, hukum, politik, militer, sosial, kepemimpinan, pelatihan dan agama. Penggunaan dan implementasi disiplin ilmu psikologi dalam bidang-bidang kehidupan di atas, kemudian timbul berbagai cabang psikologi yang mengkaji tingkah laku manusia dalam situasi yang lebih khusus, baik untuk tujuan teoritis maupun praktis. Salah satu cabang psikologi yang mengkaji suatu obyek secara khusus adalah psikologi belajar, termasuk didalamnya adalah Psikologi Belajar PAI.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia berdasarkan pengalaman dan latihan, dari belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman yang sedikit kemudian bertambah.
Belajar itu sendiri merupakan suatu upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktivitas siswa kearah aktivitas belajar. Di dalam proses pembelajaran terkandung dua aktivitas sekaligus, yaitu aktivitas mengajar (guru) dan aktivitas belajar (siswa). Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, yaitu antara guru dan siswa dan antara siswa dan siswa. Proses pembelajaran merupakan situasi psikologis, dimana banyak ditemukan aspek aspek psikologis dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki pemahaman tentang psikologi guna memecahkan berbagi persoalan psikologis yang muncul dalam proses pembelajaran.
Salah satu hal terpenting dalam kebudayaan Islam adalah Pendidikan. Karena melalui proses pendidikan semua nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan disalurkan dari satu generasi ke generasi berikunya. Dalam kaitannya dengan Pendidikan Islam, Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan nilai-nilai dan ajaran Islam untuk membetuk manusia yang taqwa baik dalam berfikir, bertindak, dan berperilaku.
Adapun Pendidikan Agama Islam sendiri menurut Hasan Langgulung merupakan suatu proses atau segala macam aktivitas yang berusaha membimbing dan memberi suatu tauladan ideal yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi serta mempersiapkan bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Dalam hal ini Hasan Langgulung lebih memberikan gambaran yang jelas tentang arah dari pendidikan Islam tersebut yaitu mempersiapkan individu dalam menempuh kehidupan di dunia dan akhirat. definisi lain menyebutkan “Pendidikan Islam diartikan sebagai rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup seseorang yang berupa kemampuan kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitarnya dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlaq al-karimah.
Ada pula yang memberikan pengertian bahwa Pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkah laku dalam kehidupan, baik individu atau bermasyarakat serta berinteraksi dengan alam sekitar melalui proses kependidikan berlandaskan Islam.
Menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan kata lain, Beliau mengatakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadi ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun kelak di akhirat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam agar terbentuknya kepribadian Islam. Dengan bimbingan tersebut anak dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh. Hal itu dilakukan demi keselamatan di dunia dan akhirat.
Merujuk pada pengertian psikologi diatas dalam pengertian yang lebih luas, Psikologi Belajar PAI dapat dimaknai dengan suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji atau mempelajari tingkah laku individu (manusia), didalam usaha mengubah tingkah lakunya yang dilandasi oleh nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.
Secara lebih sempit psikologi belajar PAI dapat dimaknai sebagai suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku individu (siswa) dalam usaha mengubah tingkah lakunya yang dilandasi oleh nilai-nilai ajaran Islam melalui proses pembelajaran PAI.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat di pahami bahwa psikologi belajar PAI pada dasarnya mencurahkan perhatiannya pada perilaku (perbuatan-perbuatan) ataupun tindak tanduk orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dan mengajar atau orang-orang yang terlibat langsung dalam prosess pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PAI.
1. Hakikat Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan psikologi khusus. Psikologi pendidikan merupakan psikologi terapan, diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah psikolgis dalam praktik pendidikan.
Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Tingkah laku dalam pengertian ini, adalah tingkah laku yang mempunyai tujuan. Psikologi menjelaskan berbagai aspek perkembangan individu, melakukan analisis dan menjelaskan berbagai gejala-gejala jiwa manusia. Sedangkan pendidikan mengembangkan berbagai potensi, yang secara luas melibatkan aspek fisik dan psikis pada manusia. Ini menunjukkan bahwa psikologi dan pendidikan merupakan satu hubungan yang sangat penting dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hubungan antara psikologi dan pendidikan kemudian melahirkan cabang ilmu baru yang dikenal dengan psikologi pendidikan.
2. Ruang Lingkup dan Tujuan Psikologi Belajar PAI
Psikologi belajar PAI sebagai disiplin ilmu yang merupakan cabang psikologi, yang kajiannya dikhususkan pada masalah belajar, maka psikologi belajar memiliki ruang lingkup di sekitar masalah belajar. Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar, dan situasi belajar.
Pokok bahasan mengenai belajar: Teori-teori belajar; Prinsip-prinsip belajar; Hakikat belajar; Jenis-jenis belajar; Aktivitas-aktivitas belajar; Teknik belajar efektif; Karakteristik perubahan hasil belajar; Manifestasi perilaku belajar; dan Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Pokok bahasan mengenai proses belajar: Tahapan perbuatan belajar; Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar; Pengaruh pengalaman belajar terhadap perilaku individu; pengaruh motivasi terhadap perilaku belajar; Signifikasi perbedaan individual dalam kecepatan memproses kesan dari keterbatasan individu dalam belajar; dan Masalah proses lupa dan kemampuan individu memproses perolehannya melalui transfer belajar.
Pokok bahasan mengenai situasi belajar: Suasana dan keadaan lingkungan fisik, non fisik, sosial dan non-sosial. Dengan demikian, yang menjadi kajian psikologi belajar adalah tentang belajar, proses belajar, dan situasi belajar atau semua hal yang berkaitan dengan belajar.
Adapun tujuan dari psikologi belajar adalah meneliti dan menelaah tentang belajar dan permasalahannya. Hal ini digunakan untuk memperbaiki permasalahan murid dalam bidang belajar. Psikologi belajar bertujuan memberikan wawasan kepada guru mengenai karakter muridnya serta bagaimana cara muridnya belajar. Hal ini penting karena untuk kebaikan dan memberikan manfaat dalam pembelajaran.
Selanjutnya psikologi belajar juga bertujuan memberikan solusi atau perbaikan atas masalah yang di hadapi murid dalam belajar, sehingga murid tidak kesulitan dalam menerima transfer ilmu dari guru dan melakukanpembelajaran dengan menyenangkan.
3. Prinsip-Prinsip Psikologi Pembelajaran PAI
Proses pembelajaran dalam pendidikan Islam selalu memperhatikan perbedaan individu peserta didik serta menghormati harkat, martabat dan kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat dan menetapkan pendiriannya, sehingga bagi murid belajar merupakan hal yang menyenangkan dan mendorong perkembangan kepribadiannya secara optimal.
Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran PAI adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan minat, dan perhatian.
Menurut Crow dan Crow, minat merupakan sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, atau kepada aktifitas-aktifitas tertentu. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran kalau bahan pelajaran diambil dari pusat-pusat minat murid, dengan sendirinya perhatian spontan akan timbul sehingga belajar akan berlangsung dengan baik.
Sedangkan perhatian salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran. Kondisi ini dapat terbentuk melalui dua hal yaitu pertama, yang timbul secara instrinsik dan yang kedua, melalui bahan pelajaran.
b. Perbedaan cara belajar
Cara belajar anak didik dapat dikategorikan ke dalam empat cara, yaitu: (1) Cara belajar somatic, adalah yang lebih menekankan pada aspek gerak tubuh atau belajar dengan melakukan, (2) Cara belajar auditif, adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek pendengaran, (3) Cara belajar visual, adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek gambar atau penglihatan, (4) Cara belajar intelektual, adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penalaran atau logika.
c. Perbedaan kecerdasan
Peserta didik mempunyai kecerdasan yang berbeda. Kecerdasan yang dimaksud adalah : kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetis-jasmani, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Agar semua kecerdasan dapat dikembangkan maka proses pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap potensi kecerdasan yang dimiliki peserta didik tersebut berkembang dengan baik. Dalam pendidikan Islam diutamakkan adalah kecerdasan spritual dan emosional.
d. Belajar dengan melakukan
Pendidikan modern menekankan pada kegiatan anak dalam proses pembelajaran. Anak aktif mencari sendiri dan bekerja sendiri. Dengan demikian anak akan lebih bertanggungjawab dan berani mengambil keputusan sehingga pengertian mengenai suatu persoalan benar-benar mereka pahami dengan baik.
Dalam pendidikan Islam, misalnya, pada pelajaran ibadah sholat, sifat, anak yang suka bergerak perlu dipergunakan baik-baik dengan dramatisasi, dramaswisata ke tempat peribadahan, bersama-sama membersihkan tempat sholat dan lain-lain.
e. Mengembangkan kemampuan sosial
Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan kemampuan individual secara internal, melainkan juga mengasah kemampuan peserta didik untuk membangun hubungan dengan pihak lain. Melalui interaksi dengan teman atau dengan guru. Seperti, diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan.
f. Mengembangkan keingintahuan
Setiap manusia tidak akan pernah diam manakala berhadapan dengan hal hal yang baru. Manusia bersifat peka, kritis, dan kreatif terhadap yang baru, dan berusahan mempelajarinya sampai semua itu terjawab dan jawabannya menjadi puas. Kebutuhan rasa ingin tahu itulah mendorong manusia untuk mempelajari segala sesuatu dalam hidupnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tanya jawab, diskusi, musyawarah dan lain-lain.
g. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
Peserta didik perlu dilatih untuk memecahkan masalah agar ia berhasil dalam kehidupannya. Hal ini dengan cara berdiskusi.
h. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
Peserta didik perlu mengenal penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini. Supaya anak tidak asing dengan perkembangan ilmu dan teknologi, oleh karena itu guru hendaknya mengaitkan materi yang disampaikan dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam psikologi belajar atau dalam pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran yaitu (1) Perbedaan minat, dan perhatian. Yaitu peserta didik memiliki perbedaan dalam minat dan perhatian, (2) Perbedaan cara belajar. Yaitu setiap anak memiliki perbedaan dalam hal cara belajarnya, seperti cara belajar somatik (gerak tubuh), auditif (pendengaran), visual (penglihatan), dan intelektual (logika), (3) Perbedaan keceradasan. Yaitu setiap anak memiliki perbedaan dalam kecerdasan. Seperti cerdas dalam hal perhitungan, olahraga, alam, musik, dan lain-lain, (4) Belajar dengan melakukan. Yaitu mengajak anak untuk aktif dalam pembelajaran dan mandiri. Misalnya melaksanakan sholat, melakukan pembersihan tempat sholat, berwuduk dan lain-lain, (5) Mengembangkan kemampuan sosial. Yaitu dalam pembelajaran guru harus mencari cara agar anak dapat berinteraksi dengan teman dan gurunya melalui diskusi dan Tanya jawab, (6) Mengembangkan keingintahuan. Yaitu guru harus mengembangkan rasa ingin tahu anak terhadap ilmu melalui diskusi, Tanya jawab, study tour dan sebagainya, (7) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Yaitu guru harus melatih anak didiknya untuk memecahkan masalah agar dia mampu memecahkan masalah dalam kehidupannya, (8) Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi. Yaitu guru perlu mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak seperti internet, radio, televise dan sebagainya.
4. Peran dan Urgensi Psikologi Pembelajaran PAI
Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat penting memahami psikologi belajar. Kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama Islam, sarat dengan muatan psikologis. Mengabaikan aspek-aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Beberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran adalah :
a. Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain
b. Memahami prinsip – prinsip dan teori pembelajaran
c. Memilih metode – metode pembelajaran dan pengajaran
d. Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran
e. Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif
f. Memilih dan menetapkan isi pengajaran
g. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
h. Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran
i. Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran
j. Memahami dan mengembangkan kepribadian dsan profesi guru
k. Membimbing perkembangan siswa.
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa antara proses perkembangan dengan proses belajar mengajar memiliki keterkaitan. Sehubungan dengan ini, setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh proses dan perkembangan manusia, khususnya siswa. Pengetahuan mengenai proses dan perkembangan dan segala aspeknya itu sangat bermanfaat, antara lain :
a. Guru dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada siswa dengan pendekatan yang relefan dengan tingkat perkembangannya
b. Guru dapat mengantisipasi kemungkinan – kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu
c. Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat dalam memulai aktifitas proses belajar mengajar bidang studi tertentu
d. Guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan – tujuan pengajaran sesuai dengan kemampuan psikologisnya
Dari beberapa peranan psikologi belajar di atas, dapat kita khususkan sebagai berikut:
a. Psikologi belajar memiliki peranan penting dalam membantu mempersiapkan guru atau calon guru yang professional
b. Pengetahuan tentang psikologi belajar diharapkan mampu membantu memecahkan permasalahan siswa dalam belajar
c. Pengetahuan tentang psikologi belajar memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan komunikasi kepada anak didik
d. Pengetahuan tentang psikologi belajar membantu mencipatakan suasana edukatif dan efektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Psikologi belajar adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah dalam belajar serta teori-teori psikologi mengenai belajar, terutama bagaimana cara belajar atau melakukan pembelajaran.
2. Ruang lingkup psikologi belajar adalah tentang belajar, proses belajar, dan situasi belajar atau semua hal yang berkaitan dengan belajar.
3. Tujuan psikologi belajar adalah meneliti dan menelaah tentang belajar dan permasalahannya. Hal ini digunakan untuk memperbaiki permasalahan murid dalam bidang belajar. psikologi belajar bertujuan memberikan wawasan kepada guru mengenai karakter muridnya serta bagaimana cara muridnya belajar. hal ini penting karena untuk kebaikan dan memberikan manfaat dalam pembelajaran.
4. Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mencakup keselurahan aspek sebagai pengajaran atau bimbingan kepada anak didik agar menjadi modal nilai dan menjadi prinsip dalam kehidupannya. Dengan modal tersebut mereka dapat menyadari nilai kebenaran, etika, estetika. Dengan nilai tersebut, tindakan anak didik menjadi terkontrol karena melalui pertimbangan nilai yang matang.
5. Prinsip-prinsip psikologi dalam pembelajaran yaitu (1) Perbedaan minat, dan perhatian, (2) Perbedaan cara belajar, (3) Perbedaan keceradasan, (4) Belajar dengan melakukan, (5) Mengembangkan kemampuan sosial, (6) Mengembangkan keingintahuan, (7) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, (8) Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi.
6. Beberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran adalah: (1) Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain, (2) Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran, (3) Memilih metode-metode pembelajaran dan pengajaran, (4) Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran, (5) Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif, (6) Memilih dan menetapkan isi pengajaran, (7) Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (8) Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran, (9) Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran, (10) Memahami dan mengembangkan kepribadian dsan profesi guru, (11) Membimbing perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
A. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 2004)
Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004)
Judowibowo Poerwowidagolo, Pendidikan, Pembangunan Dan Masa Depan Bangsa (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994)
M. Surya, Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, (Bandung: Psikologi Pendidikan dan Bimbingan IKIP Bandung)
Marimba D. Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Al-Ma’arif , 1986)
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2010)
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Stephen Tong, Arsitek jiwa (Surabaya: Momentum, 1995)
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung:alfabeta, 2003)
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: TNP, 1983)
S.A. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976)
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2009)
Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2008)
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006)
Tim Studi Islam IAIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: SUNAN AMPEL PRESS, 2010)
Zuhdiyah, Pendidikan Agama Islam (Palembang: Universitas PGRI, 2009.
0 Komentar