Rabu 23 Februari 2022, kicau bunyi burung bersahut-sahut dengan indahnya layaknya kakanda yang memanggil kekasihnya. sinar matahari mulai mengangkat, mulai terasa teriknya dari ufuk timur. setelah mengikuti perkuliahan dengan Prof. H. Triyo Supriyatno, M.Ag., Ph.D pada pada kuliah Inovasi dan model pembelajaran PAI, yang mana pada pertemuan ke dua dengan Prof. H. Triyo Suprayitno, M.Ag., Ph.D ini langsung dipimpin oleh Muhammad Zaironi selaku yang mendapatkan tugas untuk mempresentasikan materi pertama. perkuliahan berjalan dengan baik dan diskusi lebih hidup dan aktif dikarenakan kemampuan pemahaman teman-teman kelas S3 PAI-BSI yang rata-rata sudah menjadi dosen. tentu dengan demikian mereka sudah banyak menguasai materi yang dibahas.
Pada jam kuliah berikutnya, yakni jam 09:15-11:15
adalah perkuliahan dengan Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. beliau dosen
pengampu mata kuliah Studi Al-Qur'an dan Hadits Tematik. pada awal pertemuan
perkuliahan ini beliau langsung menerangkan perihal kontrak kuliah,
ketentuan-ketentuan dalam perkuliahan dan juga materi atau kajian terkait tugas
untuk masing-masing mahasiswa S3 PAI-BSI.
Prof. Umi Sumbulah adalah Doktor
perempuan pertama di Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim malang (UIN Maliki
Malang) yang sekaligus doktor perempuan pertama yang diluluskan di IAIN Surabaya pada tahun 2007 dengan
konsentrasi pada Islamic Studies, beliau juga dikukuhkan sebagai wisudawan
terbaik dengan predikat cumlaude. Kemudian di samping Prof. Umi menjadi dosen di
Fakultas Syariah dan Pascasarjana UIN Maliki Malang dan Pascasarjana Unisma
Malang dalam bidang Ilmu Hadis dan Pemikiran Modern dalam Islam, Prof Umi juga
seorang aktivis gender dan dialog lintas agama. Prof Umi adalah dosen yang
pernah menjadi ketua Pusat Studi Gender (PSG) UIN Malang tahun 2007-2009 ini
telah banyak melakukan sosialisasi penghapusan kekerasan terhadap perempuan,
baik itu melalui media cetak maupun elektronik, dan upaya dalam pemberdayaan
perempuan dan melakukan pendampingan terhadap perempuan korban kekerasan.
Prof. Umi Sumbulah
selain pernah mengikuti pelatihan mediasi, Pembantu Dekan Bidang Akademik
Fakultas Syariah UIN Maliki Malang (2009-2013), beliau juga aktif menjadi
reviewer jurnal, baik jurnal yang terbit di UIN Maliki Malang maupun di sejumlah
perguruan tinggi Islam yang lain.
Pada hari selasa tanggal 10
september 2019 Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah M. Ag. dikukuhkan menjadi Guru Besar
UIN Maulana Malik Ibrahim, Prof. Umi sumbulah adalah profesor perempuan ketiga
UIN Maulana Malik Ibrahim yang mempunyai konsen pada wacana “Perempuan,
Keluarga, dan Gerakan Deradikalisme”. Dalam orasinya yang berjudul” Perempuan
dan Keluarga: Radikalisme dan Kontra
Radikalisme” Prof. Umi Sumbulah memberi penegasan terkait adanya bias
gender dalam melihat keterlibatan perempuan dalam radikalisme. Prof. Umi Sumbulah
menyatakan telah terjadi ” pergeseran
peran perempuan” dalam gerakan radikalisme di Indonesia.
Dengan mengetahui profil dosen yang luar biasa, terlebih beliau adalah perempuan yang menurut penulis menjadi sesuatu bentuk jawaban bahwa perempuan juga punya porsi yang sama dalam belajar dan menduduki suatu jabatan, bahkan menjadi guru besar sekalipun.
Tugas dalam perkuliahan tingkat S3 atau Program Doktor sudah tentu berbeda dengan tugas kuliah untuk S1 atau S2. Selain lebih padat, atau lebih banyak juga hasil dari tugasnya harus benar-benar memberikan sumbangan pengetahuan untuk masyarakat luas dengan diharuskannya setiap makalah menjadi jurnal yang terindeks baik di sinta maupun di scopus. tujuan dari tugas yang demikian tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan juga pembiasaan untuk membaca,, menulis dan berkarya.
Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. adalah salah
satu sosok perempuan Indonesia yang berhasil menjalani pendidikannya sampai
pada jenjang pendidikan tertinggi, bahkan beliau sudah menjadi guru besar di
UIN Maliki malang. Sosok dosen yang baik, sabar dan humble, serta cantik
parasnya, banyak berkarya dalam bentuk buku ataupun jurnal-jurnal yang merespon
fenomena terbaru. setelah ditelusuri di repository UIN Maliki Malang, amat
banyak sekali karya-karya beliau. bahkan oleh beliau diberi alamat beliau di
google scholar untuk tujuan agar mahasiswa lebih mudah mengenal beliau melalui
karyanya dan juga mencari referensi referensi keilmuan.
Setelah satu jam lebih beliau menjelaskan terkait
perkuliahan Studi Al-Qur'an dan Hadits Tematik, kemudian beliau meminta
mahasiswa untuk memperkenalkan diri, baik sebelumnya kuliah di mana, jurusan
apa, judul tesisnya membahas tentang apa, dan sudah mengajar (Dosen atau guru
madrasah) apa belum. Teman-teman S3 PAI-BSI semuanya berlatar belakang
pesantren, artinya dahulunya sudah pernah menyantri di pesantren. Bahkan sampai
sekarang juga masih ada yang masih menyantri dan menetap di pesantren, yakni
menjalani perkuliahan dari pesantren. di antara kamipun yang rata-rata sudah
menjadi dosen, mereka semuanya mengajar di kamus yang ada di lingkungan
pesantren, kecuali Ustadz Syarif yang mengajar di kampus yang tidak di
lingkungan pesantren.
Mahasiswa S3 PAI-BSI kelas A. yang mahasiswanya
berjumlah delapan orang, semuanya laki-laki. Menurut zaironi perkuliahan kali
ini rasanya seperti menyantri. Hanya bedanya kali ini kuliah dengan tantangan
yang benar-benar tinggi dan juga kajiannya yang berbeda dari kajian yang di
pesantren.
Materi berlangsung lancar dalam penyampaiannya, mahasiswa banyak mendapatkan ilmu dari Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. sebagai mahasiswa sudah tentu mengharapkan barokah dan doa dari gurunya. serta mengharap ilmu yang didapatkannya menjadi ilmu yang memberikan manfaat bagi pribadi, keluarga dan masyarakat luas.
Perkuliahan berakhir jam 11:05 siang, Prof. Umi Sumbbulah mengakhir perkuliahan dengan bacaan hamdalah dan salam..
sekian catatan siang hari ini, penulis sampaikan banyak terimakasih kepada segenap pembaca yang baik, akhirnya.. Wassalam...
By: Muhammad Zaironi, Santri Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang, Mahasiswa S3 UIN Maliki Malang
FB: Muhammad Zaironi. https://www.facebook.com/profile.php?id=100008292301957
Fanspage FB: Muhammad Zaironi
IG: Muhammad Zaironi. www.instagram.com/muhammadzaironi
Blogger: santrimenulis.com
0 Komentar