Kadar kasih sayang dan cinta suami pada istri tidak dapat ditentukan dari seberapa jauh dan lama keduanya saling mengenal sebelum pernikahan. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan selain semakin banyaknya angka perceraian untuk pernikahan yang masih usia dini. Penulis yakin tidak ada sepasang suami istri yang menginginkan pernikahannya lalu lantak begitu saja apa lagi dengan usia pernikahan yang masih berusia muda, tidak lama dan masih sangat kemarin sore.
Mungkin bagi mereka yang beranggapan bahwa sebelum menikah harus kenal sejauh mungkin, sedalam mungkin, dan selama mungkin dengan alasan untuk lebih tau satu sama lain, untuk membangun kenyamanan dari keduanya dan untuk saling mengetahui kekurangannya. terlepas dari semua itu diakui ataupun tidak faktanya banyak yang menikah dengan jalur yang demikian justru pisah di tengah jalan padahal usia pernikahannya masih dini. Bahkan mereka sama sekali tidak berat hati untuk mengakhiri pernikahannya.
Jika mencari pasangan hanya sebatas alasan mencari yang bikin nyaman atau sama-sama nyaman, lebih jauh lagi kenalnya, lantas kenapa ketika semuanya sudah didapatkan dan kemudian menikah mereka masih saja bertengkar dan kemudian bercerai. Bukannya jika dengan dalih banyak hal di atas yang kemudian menikah setelah mendapatkan banyak hal yang ada di atas, pernikahannya dilangsungkan setelah lama kenal, sama-sama mendapatkan kenyamanan dari relationship yang dibangun sebelum menikah seharunya semakin kekal pernikahannya dan semakin harmonis kehidupannya. Namun faktanya setelah menikah mereka juga banyak yang bercerai, apakah yang dicari dan semua kriteria dan keinginannya yang didapatkan sebelum menikah balum juga dapat mempertahankan pernikahannya. Penulis katakan ini tidak benar, kenapa demikian karena betapa banyak pernikahan yang diawali dengan sebatas kenal biasa yakni ta'arruf dengan benar kemudian khitbah, lalu menikah mereka bisa mempertahankan pernikahannya sampai keduanya menghadap sang maha kuasa.
Inti dari menjaga pernikahan ialah bukan tentang semua di atas, tapi bagaimana kita punya manajemen membangun keluarga yang sakinah, keluarga yang mawaddah dan keluarga yang penuh kasih sayang dan cinta, keluarga yang punya visi, misi dan tujuan dalam berkeluarga. Dengan demikian apapun resiko dan tantangannya harus dihadapi bersama dan bahagia bersama-sama. Kenapa demikian, dikarenakan saat adun nikah diucapkan bukan hanya sebatas mengucapkan satu dua atau tika kata saja. melainkan sebuah ikrar dan janji yang disaksikan umat manusia dan malaikat, Tentunya disaksikan juga Oleh Allah SWT. Apakah pantas bagi kita merusak janji itu dengan mudah begitu saja, sedangkan saat berikrar janji disaksikan banyak malaikat dan manusia?
Dengan demikian penulis merasa perlu untuk menyampaikan 15 cara agar istri disayang dan dicintai suami. Karena dengan 15 cara ini istri bersikap sehari-hari berarti sudah menunjukkan bahwa istri sayang dan cinta kepada suaminya dan dengan 15 cara ini juga suami akan menjadi sayang dan semakin cinta kepada istrinya. Kalau sudah membahas sayang dan cinta rasanya tidak ada habisnya tinta dan lembara kertas untuk menguraikannya, ataupun tidak ada bosannya mengecas laptop untuk menambah baterai agar laptop bisa bertahan lama untuk fasilitas menulis seputar keduanya. duh, cinta.
Berikut 15 cara agar istri disayang dan dicintai suami:
1. Berilmu
Sebagai manusia, khususnya umat islam sudah menjadi kewajiban untuk menuntut ilmu. Semakin pintar dan berwawasan luas seorang ibu maka semakin baik cara merawat dan mendidik anak dalam rumah tangga. Kita tau bahwa ibu menjadi madrasah pertama bagi anaknya, lantas bagaimana mau menjadikan murid berkualitas jika seorang ibu tidak memiliki pengetahuan sama sekali, setidaknya ilmu tentang kehidupan sehari-hari dalam menjalankan kewajiban sebagai umat islam. Ilmu tentang hubungan manusia dengan Tuhan, Ilmu tentang hubungan manusia dengan sesama tanpa melihat latar belakang agama dan suku. Karena itulah kemudian menjadi penting seorang istri harus berilmu seluas mungkin agar anaknya bisa lebih berkualitas lagi. Terlebih lagi biasanya gen anak diturunkan dari gen ibu.
Patut berbahagia bagi wanita yang diberikan kesempatan untuk menuntut ilmu setinggi dan sebaik mungkin, baik belajar di pesantren ataupun di luar pesantren. Menurut Ning Sheila Hasina Lirboyo, perempuan itu menjadi apapun boleh selagi tidak menyalahi syariat Islam dan tetap dalam taat, tapi yang nomor satu tetap harus bisa ilmu agama.
2. Berakhlak Baik
Lelaki mana yang tidak menginginkan istrinya memiliki akhlak yang baik, baik itu akhlak kepada Tuhan (Allah), maupun akhlak kepada sesama. terlebih kepada suaminya. Betapa senang dan bahagianya hati suami ketika mendapati istri yang menyejukkan mata melalui akhlaknya. baik dari cara bersikap maupun cara bertutur kata.
Akhlak di sini sebenarnya terbagi menjadi tiga, yakni akhlak syariah, akhlak lokal dan akhlak universal. Akhlak syariah adalah bagaimana cara kita agar bisa tetap dalam jalan Allah, jalan ketaatan dalam menjalankan kewajiban sebagai umat islam. Umat yang menjalankan kewajiban dan menjauhi semua larangannya. Yang demikian menjadi salah-satu penyejuk mata bagi suami tatkala melihat istrinya yang baik akhlaknya. Akhlak menghadapi suami, akhlak menerima tamu, akhlak kepada keluarga suami dan seterusnya.
Kedua ialah akhlak lokal, yakni akhlak dalam bersosial dengan sesama makhluk di daerahnya, bagaimana cara bersosial dengan sekian adanya tradisi dan budaya lokal yang diakui, dibiarkan tumbuh, dan dihormati selagi ia tidak bertentangan dengan prinsip pokok syariah Islam. Apabila bertentangan namun tradisi itu cukup kuat mengakar, maka akan diusahakan untuk dimodifikasi sehingga lebih islami seperti yang dilakukan oleh Wali Songo terhdapat tradisi tahlil dan wayang. Termasuk dalam menghormati kearifan lokal adalah perbedaan cara berpakaian yang harus ditoleransi selagi tidak bertentangan dengan syariah.
Ketiga ialah akhlak universal, Universal values atau nilai-nilai kebaikan universal adalah perilaku, sikap (attitude) dan nilai-nilai kehidupan yang baik atau buruknya diakui oleh seluruh umat manusia tanpa memandang agama, budaya, suku, atau bangsa.
Etika dan nilai universal adalah akhlak Islam yang disebut di dalam Al-Quran dan menjadi perilaku Rasulullah. Namun, sebagian dari nilai universal ini secara syariah memiliki hukum yang berbeda--adakalanya wajib atau sunnah saja atau haram dan makruh saja --sehingga tidak semua etika dan nilai universal menjadi komitmen bersama umat Islam. Etika dan nilai univesal yang baik dalam perspektif syariah adakalanya wajib, atau sunnah (dianjurkan) atau mubah (boleh).
Berikut beberapa etika dan nilai universal yang baik, yakni ejujuran, kerja keras, dermawan, sederhana, toleran, peduli sesama, suka menolong. Adapun akhlak universal yang buruk ialah sebagai berikut: Malas, tidak menghormati orang/golongan lain, suka menghina, boros, dan sombong.
Jika istri tidak berilmu maka akan sangat sulit untuk memahami sekian akhlak dan mempraktekkannya, karena itu teruslah belajar untuk meningkatkan kualitas diri, baik akhlak dan keimanan kita pada Ilahi Robbi
3. Jujur
Jujur dan kejujuran akhir-akhir ini menjadi salah satu persyaratan penting untuk dapat bersosial dengan baik di masyarakat, terlebih dalam membangun hubungan keluarga yang harmonis dan selalu dalam buih-buih cinta.
Istri yang bersikap jujur kepada suaminya, maka akan memberikan energi tersendiri dalam menumbuhkan rasa kasih sayang dan cinta yang semakin mendalam, rasa percaya suami semakin kuat. Jujur mungkin bagi sebagian manusia tidak menjadi begitu penting dalam hidupnya, lantas bagaimana mau membangun rumah tangga yang baik jika didalamnya dibangun denga penuh ketidak jujuran, serba bohong dan dipenuhi dengan sekian ladang dusta. Jujurlah kepada suaminya dalam setiap hal, apapun itu masalahnya dan seberat apapun konsekwensinya, karena suami lebih suka diberlakukan dengan jujur meski menyakitkan dari pada terus dibohongi yang pada akhirnya lebih menyakitkan lagi.
4. Tidak Membeberkan Aib Suaminya
Poin ke empat ini penting untuk diperhatikan oleh wanita, khususnya yang sudah menjadi istri orang. jangan dengan mudah menceritakan aib suaminya, baik itu terkait ekonomi, kehidupan di dalam rumah, sikap dan prilakunya dan seterusnya. Jaga semuanya dengan baik.
Istri yang baik akan menjaga semua aib suami atau kekurangan suaminya, dan di sisi lain istri juga menyampaikan hal-hal yang kurang baik dari suaminya kepada suaminya itu sendiri, sehingga apapun masalah dan kekuranganya bisa diperbaiki bersama-sama
5. Sayang Kepada Keluarga Suami
Seorang istri hendaknya berusaha untuk menyayangi keluarga suaminya juga atau mertuanya, karena dengan bersikap seperti itu suami akan semakin sayang dan cinta pada istrinya. Mendapatkan istri yang sayang dan perhatian kepada keluarga suami itu menjadi harapan besar juga bagi lelaki. Tidak bisa dibayangkan bagaimana keadaan rumah ketika berkumpul tatkala istrinya abai begitu saja kepada bapak ibu suaminya.
Istri yang baik akan tanggap kepada keluarga suami, ketika dalam satu rumah akan membantu pekerjaan mertua, menyapu, kora-kora memasak dan seterusnya. Hal ini bagian dari cara berbakti kepada suami dan mertua. Sayangi mertuanya sebagaimana menyayangi orang tua kandungnya.
Ketika laki-laki dan perempuan menikah, maka orang tua masing-masing menjadi orang tua keduanya dan bahkan status mahromnya menantu dengan mertua itu muabbad yakni selamanya.
6. Perawan
Laki-laki mana yang tida menginginkan dirinya mendapatkan istri yang masih perawan. Karena itu bagi perempuan harus menjaga keperawanannya dengan baik, harus terus diupayakan karena maha penting. yang sangat penting dalam hal ini, yakni menjaga keperawanan ialah belum pernah berzina atau melakukan hubungan intim dengan laki-laki sebelum menikah. Hindari pergaulan yang tidak sehat, dan pergaulan yang mengundang maksiat.
7. Setia
Setia menjadi poin penting dalam membangun mahligai rumah tangga yang baik, harmonis dan penuh cinta serta bahagia. Kesetiaan yang baik mendasar ialah istri tidak melakukan komunikasi dengan laki-laki lain tanpa izin dari suami, karena itu menjadi penting untuk saling terbuka dan izin kepada suami dalam hal apapun yang melibatkan orang lain.
Dengan perkembangan zaman yang semakin melesat, teknologi yang semakin canggih dan kecanggihan itu menyediakan sekian banyak media sosial seperti whatsApp, facebook, twitter dan lainnya. Jangan gunakan media tersebut untuk menghianati kepercayaan suaminya, karena membangun kepercayaan itu tidak mudah apalagi kepercayaan yang pernah dicederai dengan dusta, ketidak jujuran dan tidak menghargai posisi suami.
8. Sabar
Memang benar ada ceritanya bahwa ada salah satu ulamak yang menjadi wali karena kuat dalam menghadapi istri yang tidak sabaran alias cerewet dan suka ngomel. tapi itu hanya segelintir dan sebagian yang sangat kecil dari jumlah manusia laki-laki yang kuat dan ada di dunia ini. Tidak semua telinga kuat menahan dendangan ocehan, terlebih ocehan yang tidak mendayu mesra alias merusak kendang telinga. main nyentak-nyentak dan ceramah begitu saja kepada suaminya. Ingat ridho Allah kepada perempuan tergantung ridhonya suami pada perempuan tersebut. mending disayang terus dan lupakan syair-syair ocehan yang menyakitkan telinga dan hati suaminya.
Istri yang tidak sabaran justru akan menghilangkan kewibawaannya di depan suaminya, wajah yang suka merengut, dingin, dan suka marah atau tidak sabaran justru bukan pemandangan yang diharapkan untuk semua suami. Karena itu bersabarlah, sabar bkan berarti hanya diam adakalanya bersikap dengan bijaksana. Tetap gunakan akhlak yang baik agar suamimu senang dan bangga memiliki istri sepertimu.
Sabarlah ketika suamimu mendapatkan penghasilan yang secukupnya, sabarlah dengan kondisi rumah tangga yang mungkin hanya hidup pas-pasan. Selagi terus berusaha, kehidupan akan terus meningkat dan baik secara berkala. Tidak semua kebahagiaan dikaitkan dengan banyaknya materi dan uang, maskipun untuk membeli kebutuhan memang tetap butuh uang. Hidup harus sabar untuk mendapati kebahagiaan yang berkualitas.
9. Apresiasi
Hendaknya seorang istri selalu memberikan apresiasi kepada suaminya, seperti memberikan apresiasi kepada pekerjaan suami. Setidaknya suami yang pulang dari bekerja disambut dengan baik, diberikan senyum kerinduannya dan melayani suami dengan baik. Setiap suami akan bahagian tatkala istri mengapresiasi hasil kerja keras dari suaminya, apresiasi bukan selalu tentang pemberian materi, tapi secarik senyum dan sepatah sapaan baik akan membahagian seorang suami.
10. Minta Maaf dan Minta Izin
Istri yang baik ialah istri yang selalu menghormati suaminya, di antara cara menghormati suami ialah dengan cara selalu meminta maaf dan meminta izin. Minta maaf tatkala punya salah, minta maaf dengan segera tanpa menunda dan meminta izin tatkala mau melakukan apapun diluar rumah, minta izin saat mau keluar rumah da minta izin lainnya yang melibatkan komunikasi dengan lawan jenis, yakni laki-laki lain.
Jangan anggap hal di atas remeh, tetap hormati suami sebagai imam dalam keluarga dengan membudayakan minta maaf dan minta izin. Terlebih selalu mengucapkan terima kasih terkait perbuatan suami yang mungkin sangat kecil namun itu bagian dari usaha suami dalam membahagiakan istrinya, jangan pernah istri menuntut lebih dari apa yang bisa diberikan suami. Namun untuk suami juga harus sadar dan bekerja lebih keras lagi agar bisa membahagiakan istrinya.
11. Transparansi
Hendaknya istri selalu terbuka kepada suami, jangan pernah menyembunyikan suatu rahasia kepada suaminya. Menyembunyikan rahasia di belakang suaminya hanya akan menghancurkan kepercayaan suami, dan hal ini menjadi salah satu pemicu konflik dalam rumah tangga. Bersikaplah saling terbuka, diskusi dan musyawarahkan dengan baik dengan suami jika ada permasalahan.
12. Tidak Membandingkan Suami dengan yang lainnya
Jangan pernah istri membandingkan suaminya dengan laki-laki manapun dan siapapun, baik dalam hal ekonomi, dan lainnya. Jangan pernah bersikap membandingkan suami terlebih jika sampai merendahkan martabat suami da menyinggung perasaannya. Seperti halnya memuji laki-laki lain dihadapan suami bisa menjadi hal yang menyingggung perasaan sang suami. Karena suami bukan untuk dibanding-bandingkan, tapi untuk disyukuri, disupport, disayang dan dicintai.
13. Diam Saat Marah
Diam menjadi solusi terbaik untuk meredam amarah, ketika marah sebisa mungkin jangan mencaci suami, merendahkan suami dan mengeluarkan kata-kata kotor. Hendaknya diam saja untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dan mempercapat redamnya amarah agar tidak ada konflik dalam keluarga.dalam sebagian maqolah disebutkan katakan yang baik atau diam saja. Jangan pernah membantah suami dan melawannya. Hendaknya istri menjadi peredam amarah, penyejuk hati dari suaminya. Bukan menjadi sebab timbulnya amarah dari suaminya dengan sikap-sikap yang tidak terpuji. Diam itu sangat berharga, bahkan diam disamakan dengan emas saking begitu berharganya dan menjadi sikap terbaik untuk meredam amarah.
14. Menjadi Solusi Bagi Suami
Tidak ada yang tau dengan kondisi kehidupan manusia setelah menikah atau akad nikah, ada yang langsung menjalani kehidupan dengan ketercukupan materi ada juga yang benar-benar merintis dari awal. Bahkan jika suaminya darikalangan santri, dan dia berhenti mondok langsung menikah. Maka jangan sekali-kali mengungkit soal materi dan keuangan, hendaknya suami diberikan semangat dan didukung untuk bekerja lebih baik lagi.
Saat suami dala kesulitan eskonomi, maka jadilah istri yang tidak banyak menuntut. justru istri hendaknya menjadi alternatif untuk mengatasi kesulitan yang didahapinya. jadilah istri yang menjadi bagian dari solusi, bukan sumber dari masalah dengan banyak menuntut, membandingkan, marah-marah, keluar tanpa izin, dan seterusnya.
15. Memberikan Nasehat dan Kritik yang Bijak
Suami juga pasti punya kekurangan dan punya salah, karena memang suami hanya sebatas manusia biasa yang sangat mungkin melakukan kesalahan atau khilaf. Namun ketika istri mendapati suami berbuat salah hendaknya bukan memarahi dengan tanpa menghormati suami, hendaknya diberi nasehat dengan baik dan bijak dengan memperhatikan nilai-nilai akhlak luhur. Jangan asal menegur diwaktu yang tidak tepat, apalagi di depan banyak orang. hendaknya dibahas dalam rumah dengan baik, carilah momen yang pas untuk memberikan nasehat ataupun kritik tersebut. Istri yang baik ialah istri yang mengetahui waktu-waktu yang tepa untuk berdiskusi dan membicarakan kehidupan rumah tangganya dengan baik.
Untuk suami juga hendaknya mempunyai sikap dan cara yang sama dengan di atas, namun semabagi seorang suami harus menjadi laki-laki yang bertanggung jawab, kerja keras dan memenuhi nafkah istri baik batik dan dhohir. Hendaknya menjadi kepala keluarga yang menjadi panutan dan idola bagi anak-anaknya. Jangan mudah marah, jangan mudah mengucapkn kata cerai apapun sebabnya, bagaimanpun kondisinya.
Hendaknya suami istri sejak melangsungkan akad nikah harus disadari bahwa kehidupan rumah tangga tidak akan selamanya baik-baik saja dan sesuai harapan kita dengan mulus tanpa kendala dan masalah. Justru keduanya harus siap dengan apapun tanyangan dan masalahnya, harus diselesaikan bersama-sama dan tetap hidup bersama sampai ajal mengakhiri keduanya. Manajemen keluarga memang penting, berkeluarga harus punya visi, misi dan tujuan. Sehingga jalan yang dilalui juga menjadi jelas dan bisa dicapai bersama-sama aoa yang hendak dibangun dalam kehidupannya.
Referensi
A. Fatih Syuhud, Jihad Keluarga: Membina rumah tangga sukses dunia akhirat, Pustaka Al-Khoirot 2021
0 Komentar