Anak Petani Kuliah S3 di UIN Maliki Malang

S3 PAI UIN Malang
Februari tahun 2022 ini benar-benar menjadi bulan yang bersejarah bagi Muhammad Zaironi, pemuda yang terlahir dari pelosok desa dilereng semeru, kabupaten malang. pemuda yang masa kecilnya sering menangis karena hal-hal kecil, pemuda yang sejak duduk dibangku kelas tiga Madrasah Ibtidaiyyah sudah membantu keluarga mengelola kebun, mengambilkan pakan hewan ternak kambing, dan pemuda yang sejak kecil sudah terbiaya di tinggal merantau oleh bapak dan ibunya.

Kenapa februari tahun ini tidak menjadi hal yang sangat bersejarah baginya, sedangkan dengan asal muasal kelahirannya secara nalar akal dia tidak akan bisa dan mampu mengenyam pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tertinggi, Jawabannya adalah karena Zaironi diberikan kesempatan oleh Allah untuk lanjut kuliah S3 di Pascasarjana UIN Maliki Malang, kampus Negeri Islam yang berada di Kota Malang. Zaironi tahun ini menjadi salah-satu mahasiswa S3 atau Program Doktor Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner (PAI-BSI) di Kampus Ulul Albab, Yakni UIN Maliki Malang.

Tepat Hari senin setelah Zaironi mengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Khoirot, Madrasah yang berada di dalam lingkungan Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang, dengan sistem salaf dan modern serta menerapkan segregasi total, yakni melakukan pemisahan total antara siswa atau santri putra dan putri dalam segi tempat tinggal (asrama), gedung sekolah dan termasuk guru untuk pengajarnya. Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang aat ini dipimpin langsung oleh KH. Ahmad Fatih Syuhud (Pengasuh Utama)

Zaironi mulai menempa ilmu di PP Al-Khoirot sejak tahun 2012, dia masuk pesantren sejak duduk di bangku Madrasah Aliyah. susah payah dia tahan, tentu kehidupan di pesantren tidak melulunya menunjukkan kepayahan, hal ini tergantung pada individu pelaksana. pada tahun 2015 zaironi akhirnya lulus dari Madrasah Aliyah Al-Khoirot Malang, kemudian dia melanjutkan pendidikan S1 nya di UNIRA kepanjen Malang dengan jargon kampus khairu ummah atau kampus untuk semua, Zaironi mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Pendidikan S1 nya berjalan dengan baik dan lulus tepat waktu pada tahun 2019. pada tahun 2017 Zaironi akhirnya bisa lulus dari pendidikan Madrasah Diniyah Ibtidaiyyah Al-Khoirot, dia berhasil lulus dengan raihan nilai yang cukup baik, secara rangking dia meraih rangking 4, tentu lebih baik secara nilai dari pada rangking 5 dan seterusnya, hehe.

Tahun 2019 Zaironi melanjutkan pendidikan formalnya, yakni perkuliahannya di Kampus Negeri di Kota Malang. Kampus Ulul Albab, yakni UIN Maliki Malang yang pada saat itu di pimpin langsung oleh Rektor Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag. Zaironi di pendidikan Magisternya ini mengambil jurusan  Manajemen Pendidikan ISlam (MPI). Dua tahun dia menjalani perkuliahannya dengan baik hingga akhirnya tepat 5 agustus 2021 dia menyelesaikan sidang tesisnya dengan judul Extracurricular Management In Improving Student Non-Academic Achievement, atau Manajemen kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan prestasi non akademik siswa di MAN 1 Malang dan MA Al-Khoirot Malang: Studi Multi Situs di MAN 1 Malang dan MA Al-Khoirot Malang. Penulisan tesisnya langsung di bimbing oleh Prof. Dr. H. Nur Ali, M.Pd dan Dr. Marno, M.Ag.

Pada tahun 2019 Zaironi akhirnya lulus juga dari pendidikan Madrasah Didiyah Ibtidaiyyah Al-Khoirot, kali ini pencapaiannya lebih baik dari saat lulus Madrasah Ibtidaiyyahnya, dia lulus dengan raihan rangking ke 2. 

Sejak 2016, Zaironi diminta untuk membantu mengajar di MTs Al-Khoirot Malang, dia dipercayai untuk mengajar mata pelajaran ASWAJA. dan sejak 2017 dia juga dipercaya untuk mengajar di Madrasah Diniyah Ibtidaiyyah pada pelajaran bahasa Arab dan dua tahun terakhir dia diberi kepercayaan mengajar Ilmu Nahwu di kelas 2 Madrasah Diniyah Ibtidaiyyah Al-Khoirot Putra.

Setelah lulus dari Pendidikan Program Magister di UIN Maliki Malang, akhirnya dia harus menunggu satu semester untuk mendaftarkan diri pada program doktor. Namun demikian dia tidak putus asa dengan hal tersebut, pada bulan november 2021 dia mendaftarkan diri para program beasiswa guru madin di pasca sarjana IAI Al-Qolam Malang dengan Jurusan PAI. Persyaratan demi persyaratan dia lengkapi, dan diantara persyaratannya ialah lulus tes membaca dan memaknai serta menjelaskan kitab fathul muin.. Tes pertama dia lulus, dari sekitar 60 an pendaftar dia masuk 10 besar, yakni berada di urutan ke 7. Pada tes pertama ini hanya akan di ambil 37 peserta terlebih dahulu untuk di tes pada tahap ke dua yang langsung dipimpin oleh petugas dari Pemprov Jatim. 

Kemudian pada tes ke dua dari 37 peserta yang lolos di tes pertama, akhirnya zaironi masuk peserta yang lolos untuk mendapatkan beasiswa Program Guru Madin di Magister Pendidikan Agama Islam di IAI Al-Qolam Malang. dia berdua dengan teman sekaligusgurunya, yakni dengan Ustadz Mahfudz, sosok guru yang sabar dan sopan. Zaironi masuk diurutan 17, pada tes ke dua ini yang diambil 20 peserta yang lolos untuk menerima beasiswa program guru madin. berjalan satu semester di Program Magister Pendidikan Agama Islam.

Pada februari 2022 Zaironi akhirnya bisa diterima di Program Doktor Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner (PAI-BSI) di UIN Maliki Malang. tanpa diduga dia benar-benar bisa merasakan perkuliahan di jenjang tertinggi, yakni Progam Doktoral. Zaironi yang merupakan mahasiswa yang terlahir dari keluarga yang serba pas-pasan, bertahan hidup ditengah kerasnya hidup di zaman yang serba modern dan canggih dengan biaya hidup yang tinggi, rasanya menjadi hal yang diluar kemampuan untuk bisa kuliah sampai S3.

Singkat cerita, pada hari senin 14 Februari mahasiswa S3 jurusan PAI-BSI semester 1 bersama-sama bertemu dengan kaprodi dan sekprodi PAI-BSI Program Doktor di Pascasarjana UIN Maliki Malang untuk meminta pencerahan dan arahan terkait perkuliahannya. Berbagai informasi disampaikan Oleh Ibu Jamilah selaku sekprodi, teman-teman saling memperkenalkan diri untuk lebih akrab lagi satu sama lain.

Di kelas perkuliahan S3 ini Zaironi dipertemukan dengan orang-orang hebat yang sudah mengabdikan dirinya diperkampusan dengan menjadi dosen. ada yang sudah menjabat sebagai dekan, kaprodi, dan sebagai dosen saja. dengan adanya pertemuan dan pertemanan dengan orang-orang hebat tersebut dapat menambah motivasi belajar dan berkarya semakin meningkat. 

Zaironi senantiasa bersyukur atas nikmat diberikan kesempatan untuk berkuliah S3 di usia yang masih muda, yakni 24 tahun. berharap dan optimis harus lulus tepat waktu dalam menyelesaikan perkuliahan Program Doktornya di UIN Maliki Malang. Mengingat biaya yang cukup tinggi yang harus dibayar tiap semester, rasanya menjadi cambuk jika harus menambah semester dari waktu normal yang harus di tempuh.

Setelah melakukan bertemuan dengan kaprodi dan sekprodi S3 PAI di Pascasarjana UIN Maliki Malang, akhirnya zaironi dan kawan-kawan memutuskan untuk ngopi bersama di sebuah caffe di dau batu untuk membicarakan seputar perkuliahannya. membahas hari dan waktu perkuliahan sehingga ada beberapa mata kuliah yang harus dirubah hari dan jamnya. setelah panjang lebar dan menghabiskan segelas kopi, akhirnya zaironi dan kawan-kawan pulang dengan membawa semangat yang besar.

Semoga perkuliahan kita (Ustadz Rohmat, Fadhil, Mahfudz, Muqoffi, Wasik, Syarif, Juwari dan Zaironi) kelas S3 PAI-BSI Angkatan 2021-2022 semester genap bisa lulus bersama-sama dengan waktu yang singkat atau lulus tepat waktu dengan hasil yang maksimal, yakni ilmu yang barokah dan memberikan banyak manfaat untuk pribadi, keluarga dan masyarakat luas. 

Sampai jumpa diperkuliahan-perkuliahan tiap pekan, semoga senantiasa diberikan kesehatan, rizki yang lancar, dan selalu diberikan semangat untuk belajar. 

Sekian dari penulis, wassalam...


By: Muhammad Zaironi, Santri Pondok Pesantren Al-Khoirot. Mahasiswa S3 UIN Maliki Malang 

FB: Muhammad Zaironi. https://www.facebook.com/profile.php?id=100008292301957

Fanspage FB: Muhammad Zaironi

IG: Muhammad Zaironi. www.instagram.com/muhammadzaironi

Blogger: santrimenulis.com

2 Komentar