Bersosial dengan Cinta.

Bersosial dengan Cinta

Manusia sebagai makhluk sosial, yang mana tidak bisa lepas dari tegur sapa, tolong menolong dst. Bahkan dalam bersosial kita dituntut untuk saling menjaga sikap diri sendiri agar tidak menyakiti orang lain dan menjaga perasaannya orang lain agar tidak tersinggung dengan sikap kita. Dalam perihal ini disinggung Juga dalam hadits terkait keimanan seseorang sebagai berikut:

لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه 

Bahwa tidaklah sempurna iman seseorang sehingga dia bisa mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. 

Jika kita ingin semakin meningkatkan dan menyempurnakan keimanan kita, maka sudah seharusnya kita tidak menyakiti orang lain dengan berbagai hal yang mungkin terjadi sebagaimana kita mencintai dan menjaga diri kita agar tidak tersakiti oleh apapun dan siapapun. Sehingga puncak dari iman seseorang dalam bersosial ialah dengan menjaga kedamaian, ketentraman dan kerukunan bersama, bersikap pemaaf dan tolong menolong, bukan mengunjing, hasud dan iri serta dengki. Karena eksistensi dari cinta dan mencintai itu sendiri ialah merawat dan menjaga. Maksudnya adalah merawat dan menjaga perdamaian, ketentraman dan kerukunan bersama, baik sifatnya konteks perasaan atau sikap.


By: Muhammad Zaironi, Santri Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang.

FB: Muhammad Zaironi. https://www.facebook.com/profile.php?id=100008292301957

Fanspage FB: Muhammad Zaironi

IG: Muhammad Zaironi. www.instagram.com/muhammadzaironi

Blogger: santrimenulis.com

0 Komentar